“Islam pada dasarnya memiliki keyakinan untuk mempromosikan perdamaian dan kemanusiaan. Jadi siapa pun yang memilih kekerasan daripada perdamaian sesungguhnya bukanlah seorang Muslim meskipun mereka menggambarkan diri mereka sebagai seorang yang beragama Islam.”
Para Pemimpin Agama Berkumpul untuk Menghargai Kebebasan Beragama di Nepal
KATHMNADU, 11 Juli: Para pemimpin agama dari komunitas Hindu, Budha, Kristen, Sikh dan Muslim bersepakat untuk menghargai kebebasan beragama di dalam negeri pada Sabtu. Menegaskan bahwa kini mereka merasa hidup setara di dalam negara, para pemimpin agama ini berpendapat bahwa kebebasan beragama menjamin adanya keharmonisan beragama.
Mereka mendiskusikan topik Kebebasan beragama selama pertemuan Simposium Perdamaian 2016 yang diselenggarakan oleh Jamaah Ahmadiyah.
“Nepal telah menjadi saksi akan beragam kegiatan keagamaan,” Kata Asisten Menteri untuk Departemen Urusan Federal dan Pemerintahan Lokal, Resham Bahadur Lama. “Peranan dari berbagai macam kegiatan keagamaan telah menjadikan masyarakat Nepal memiliki pemikiran yang terbuka serta mudah menyesuaikan diri untuk setiap perubahan positif dalam masyarakat kita.”
“Kita semua lebih dari sekedar menjadi pengikut praktek keagamaan, kita benar-benar memahami makna dari kegiatan beragama tersebut, karena kita masing-masing telah meyakini bahwa apapun agama yang kita anut, tujuan seluruh agama tersebut adalah untuk menyebarkan perdamaian dan kemanusiaan.” tambah Lama.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/peace-symposium/feed/” number=”3″]
Berbicara pada acara tersebut, pemimpin dari berbagai macam agama memuji peranan Nepal dalam perdamaian dunia.
Para pemimpin Jemaat Ahmadiyah juga menekankan perihal permasalahan mengenai kesalahpahaman yang muncul mengenai keyakinan para Muslim, diakibatkan oleh semakin banyaknya jumlah serangan terorisme berkedok agama yang terjadi baru-baru ini.
“Jemaat kami percaya bahwa tak hanya ada satu, namun banyak nabi telah diutus di berbagai penjuru dunia untuk menyebarkan pesan perdamaian,” jelas Presiden dari Jamaah Ahmadiyah Nepal.
“Islam pada dasarnya memiliki keyakinan untuk mempromosikan perdamaian dan kemanusiaan. Jadi siapa pun yang memilih kekerasan daripada perdamaian sesungguhnya bukanlah seorang Muslim meskipun mereka menggambarkan diri mereka sebagai seorang yang beragama Islam.”
Sementara itu, Dr Abdul Alim, Penasihat kebijakan sosial daerah untuk UNICEF Asia Selatan, menyatakan kekhawatiran beliau atas pengaruh yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya produksi senjata-senjata nuklir.
“Kekuatan persenjataan nuklir yang telah kita miliki di seluruh dunia kini bahkan dapat digunakan untuk menghancurkan dunia hingga 28 kali,” jelas Dr. Alim. “Bukankah hal ini terjadi karena manusia telah mengikuti jalan ketidakadilan dan kebencian bukannya cinta, kedamaian serta keadilan?” tanya beliau.
Dr. Alim berkata bahwa Jamaah Ahmadiyah menyelenggarakan pertemuan ini untuk mengajak seluruh masyarakat dari beragam komunitas untuk ikut serta dalam mempromosikan cinta dan kedamaian bukannya kekerasan, demi menyebarkan kedamaian, untuk mencegah dunia dari berbagai macam peperangan lainnya.
“Dunia pada dasarnya tidak pernah memiliki peperangan yang dipicu oleh agama. Masyarakat lah yang memilih peperangan karena adanya kebencian, keegoisan, dan kesalahpahaman,” tambah Dr Alim. “Kita dapat menghapus segala pemikiran negatif tersebut dengan memilih jalan perdamaian, persamaan, dan keadilan. Maka cintailah semua dan janganlah membenci siapapun.”
Sumber : The Times of Ahmad
Alih Bahasa : Lisnawati
Editor : Irfan S. Ardiatama