Gerakan radikalisme disinyalir sudah terindikasi masuk ke berbagai daerah di Indonesia. Sejumlah upaya tentunya terus dilakukan oleh Pemerintah untuk mengidentifikasi lalu mencegahnya secara komfrehensif.
Untuk mensosialisasikan upaya tersebut, pihak Polair Polres Pulau Buru mengadakan kegiatan penyuluhan anti radikalisme dengan tema “Penyuluhan Dalam Menolak Segala Bentuk Radikalisme Dan Anti Pancasila, Guna Menuju Masyarakat Buru Yang Ke-Bhineka-an Dan Cinta NKRI” bertempat di Desa Dermaga, Namlea Pulau Buru, Sabtu (1/9/2018).
Dalam kegiatan ini Muballigh Ahmadiyah Pulau Buru, Mln. Rizqi Kamran Ahmad di daulat untuk menyampaikan tausiah kebangsaan terkait tema di atas.
Dalam tausiahnya beliau menyampaikan bahwa radikalisme harus diwaspadai sebagai pola pemikiran dan gerakan yang menuntut suatu perubahan melalui pendekatan kekerasan dan anarkis, yang sejatinya tidak ada hubungan dengan ajaran Islam. Perubahan hakiki sejatinya harus di mulai dari diri sendiri dengan mengetengahkan akhlak mulia Rasulullah (saw) dalam kehidupan.
Selain itu Mln. Rizqi mengingatkan kepada 50 peserta penyuluhan agar ‘melek’ sosial sebagai salah satu instrumen penting dalam mencermati pergerakan isu yang berkembang dalam masyarakat, lalu pandai dalam memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk, terlebih di zaman pesatnya perkembangan media sosial saat ini, pesan-pesan hoax yang menyesatkan secara masif mewabah menciptakan bibit permusuhan, kebencian dan disintegrasi masyarakat.
Program ini mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat. Adapun pihak Polair Polres Pulau Buru yang diwakili oleh Iptu C. Sabandar mengharapkan melalui pertemuan ini akan tertanam kedisiplinan serta kepedulian semua pihak dalam mencintai dan menjaga NKRI. (IAG)