Bandung – Mubaligh Daerah Jemaat Ahmadiyah Jabar 5 Mln. Iskandar Gumay menjadi narasumber diskusi Bandung Inklusif.
Agenda tersebut sendiri bertempat di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kota Bandung, Jumat 25 November 2022.
Mln. Iskandar Gumay mengatakan jika ia diundang langsung oleh komunitas Jaka Tarub dan diminta jadi salah seorang narasumber.
“Saya diundang secara resmi oleh komunitas Jaka Tarub, untuk menjadi narasumber dalam kegiatan cafe religi,” katanya kepada Warta Ahmadiyah, Sabtu 26 November 2022.
Dan pada kesempatan tersebut, Mln. Gumay banyak mendapatkan pertanyaan seputar Jemaat Ahmadiyah mulai dari perbedaan, kenabian, dan sebagainya
“Ada banyak poin yang menjadi pertanyaan saat diskusi, mulai dari perbedaan Ahmadiyah dan bukan Ahmadiyah, konsep kenabian dalam Ahmadiyah, apa pandangan Ahmadiyah tentang Nabi Isa,” tuturnya.
Tak hanya itu, pertanyaan juga beralih ke hal-hal yang kerap jadi perdebatan di masyarakat seperti mengapa babi dalam Islam diharamkan hingga pertanyaan yang lebih ‘berat’.
“Pertanyaan seputar mengapa babi diharamkan dalam Islam, bagaimana tafsir Ahmadiyah terkait kata ‘Arasy dalam Al-quran, apakah Tuhan itu berada di suatu tempat tertentu, dan apakah ada perbedaan Ahmadiyah dengan umat Islam terkait pelaksanaan shalat pun turut ditanyakan,” sambungnya.
Terkait dampaknya bagi kehidupan umat beragama di Kota Bandung, Mln. Iskandar Gumay mengatakan jika kegiatan tersebut memberi dampak positif kepada anak muda untuk lebih mengenal ragam agama serta keyakinan.
“Kegiatan ini bertujuan agar anak-anak muda Bandung saling mengenal dan mengetahui tentang raga agama dan keyakinan,” jelasnya.
Di akhir kegiatan setiap agama yang hadir turut memanjatkan doa demi tetap terciptanya hubungan harmonis atar umat beragama.
“Saya berdoa bersama perwakilan dari Islam Ahmadiyah, bersama agama dan kepercayaan lain,” tutup Gumay.
Kegiatan cafe religi itu sendiri merupakan kegiatan yang mempertemukan ragam latar belakang yang berbeda, untuk saling bertemu dan berbincang sekaligus menjadi ruang perjumpaan dengan latar belakang berbeda.
Dan kegiatan tersebut digagas salah satu komunitas bentukan dari Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB), SETARA Institute, dan LBH Bandung melahirkan Komunitas Bandung Lautan Damai (BALAD).
Menghadirkan ragam narasumber dari latar belakang berbeda perwakilan dari setiap agama dan kepercayaan seperti Dr. Ilim Abdul Halim, Mln. Iskandar Gumay, Benny Wardhana (Islam), Pdt Julia, Romo. Agustinus Sugiharto, OSC – Risdo simangunsong (Kristen), Yeni Ernita Kusuma Wardani, Pak. I Ketut Wiguna (Hindu).
Hadir pula dari Buddha Kristanto Kurniawan lalu dari Konghucu, yakni Lucky Cahaya, Akiun Fam Kiun Fat.
Indra Anggara, Rela Susanti (penghayat), dan masih banyak lagi.
Kontributor: Rafi Assamar
Editor: Talhah Lukman Ahmad