Yogyakarta – Mubaligh Daerah Jemaat Ahmadiyah DI Yogyakarta menghadiri seminar voice of Peace, Rabu 6 Oktober 2025.
Seminar tersebut digelar oleh Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta melalui Center for GEDSI dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) bekerja sama dengan Indika Foundation dan didukung oleh KAICIID.
Berlangsung di Ruang Riung pada 5–13 Oktober 2025 dengan menghadirkan narasumber terbaik di bidangnya.
Baca juga: Relawan Clean The City Banyumas dan Pandawa Desa Bersihkan Taman Kota
Ikut berada dalam seminar tersebut, Mubaligh Daerah Jemaaat Ahmadiyah DI Yogyakarta, Mln. Murtiyono Yusuf Ismail memberi tanggapan.
Dirinya menyebut seminar seperti Voices of Peace yang digelar UNU Yogyakarta sangatlah penting.
Kepada Warta Ahamdiyah, Mln. Murtiyono mengatakan jika apa yang disampaikan para narasumber dalam semintar tersebut sejatinya sudah dipraktikan oleh anggota Jemaat Ahmadiyah.
Baca juga: Danramil Kunjungi Jemaat Ahmadiyah Bogor, Pererat Sinergi dan Kebersamaan
“Dari materi yang disampaikan oleh para narsum sebagin besar juga banyak sahabat-sahabat Ahmadi sudah praktikkan dalam ruang-ruang akademik,” ujarnya.
Lebih lanjut Mln. Murtiyono memandang kemajuan teknologi informasi terutama di sektor digital kini telah menjadi sarana untuk bersuara, terutama dari kaum minoritas.
Lebih lanjut, ia memandang perlu memanfaatkan media atau platform digital untuk terus mengumandangkan pentingnya perdamaian.
Baca juga: Relawan Clean The City Palangka Raya Wujudkan Kota Bebas Sampah, Kolaborasi dengan Turun Tangan
“Suara-suara idealisme aktifis, akademisi yang bergerak pada isu-isu perdamaian, kesetaraan, kebebasan, dan cinta kasih menemukan tempo gerak langkahnya,” ujar Mln. Murtiono.
“Bukan hanya menjadi retorika dalam ruang-ruang akademisi, namun menyentuh kepada penyelesaian masalah yang menjadi konsennya,” tutupnya.
Salah satu agenda utamanya adalah seminar internasional Voices of Peace: Stories of Collaboration from Southeast Asia yang mempertemukan akademisi, aktivis, dan pegiat lintas iman dari berbagai negara Asia Tenggara. *
Kontributor: Rakhmat Fithri Adi
Editor: Talhah Lukman A