Sintang – Lajnah Imaillah Kalimantan Barat kembali menyelenggarakan muawanah atau pertemuan rutin pada Sabtu, 12 April 2025.
Kegiatan yang kali ini digelar Lajnah Kalbar 2 bertempat di Masjid Miftahul Huda, Balaigana, Desa Balaiharapan, Kecamatan Tempunak.
Muawanah Lajnah Imaillah Kalimantan Barat dilaksanakan setelah prosesi walimah pernikahan antara salah satu anggota.
Baca juga: Ramadhan Penuh Berkah, Lajnah Imaillah Manislor Bagikan Sembako Gratis ke Lebih dari 400 Warga
Muawanah ini dihadiri oleh anggota Lajnah Imaillah dan Nashirat dari berbagai daerah seperti Sintang, Melawi, Entikong (Sanggau), dan Kampung Anam (Landak).
Suasana penuh kehangatan mewarnai kegiatan yang dimulai pukul 14.00 WIB tersebut.
Acara dibuka dengan tilawat Al-Qur’an oleh anggota Lajnah Imaillah Kalimantan Barat, Erna, dilanjutkan pembacaan janji Lajnah Imaillah.
Baca juga: Silaturahmi Jemaat Ahmadiyah Sintang dengan Ketua MUI, Merajut Ukhuwah di Hari Raya
Puncak kegiatan diisi dengan pemaparan materi-materi pembinaan ruhani yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Tema kendalikan amarah disampaikan Ketua Daerah Lajnah Imaillah Kalbar 2, Yunafi.
Dirinya mengingatkan bahwa akal dan amarah tidak dapat berdampingan. Dalam nasihat Hadhrat Masih Mauud as dimana orang yang membiarkan amarah menguasai diri akan kehilangan kebijaksanaan.
Baca juga: Ramadhan Penuh Berkah, Lajnah Imaillah Manislor Bagikan Sembako Gratis ke Lebih dari 400 Warga
Maka penting untuk melatih kesabaran dan mengendalikannya demi menjaga hubungan sosial dan keberkahan rohani.
Sementara itu tema sikap memaafkan dibawakan oleh Wakil Ketua Daerah Lajnah Imaillah Kalbar 2, Ema Rahmatunisa.
Ia menyampaikan panduan Hadhrat Masih Mauud as bahwa Allah menghendaki revolusi ruhani dalam diri seseorang, dan salah satu kuncinya adalah kemampuan untuk memaafkan dan berdamai dengan sesama, bahkan ketika kita berada di pihak yang benar.
Adapun tema terakhir berkaitan dengan etika akan dan minum.
Dijelaskan oleh Krisna Puji Rahayu, Sekda LI Kalbar 2 yang menekankan pentingnya mengikuti adab makan dan minum sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw.
“Memulai dengan doa, tidak berlebihan, makan dengan tangan kanan, dan berbagi dengan sesama sebagai wujud syukur kepada Allah, “katanya.
Melalui muawanah ini, para peserta tidak hanya memperkuat ukhuwah, tetapi juga mendapatkan bekal ilmu dan bimbingan moral yang memperkaya jiwa. Semangat kebersamaan, keikhlasan, dan cinta terhadap nilai-nilai Islam terasa hidup dan menginspirasi.
Kontributor: Sajid Ahmad Sutikno
Editor: Talhah Lukman A