Medan, (07/02/2020). Dua orang Lajnah Imaillah SUMUT 01 mengikuti kegiatan Pelatihan Pluralisme Angkatan VIII yang diadakan oleh Aliansi Sumut Bersatu (ASB) dalam rangka “Merawat Kebersamaan dalam Keberagaman dengan Merangkul Perbedaan” di Hotel Emerald Garden Medan.
Kegiatan tersebut diisi Oleh beberapa Pemateri yaitu Ny. Sarma Hutajulu,SH (Politisi, Aktivis Perempuan Sumut) ,Bpk Veryanto Sihotang (Komisioner Komnas Prempuan),dan Ibu Lely Zailani (Aktivis Perempuan).
Pada pukul 9.00 peserta memenuhi ruangan Diskusi yang berasal dari berbagai agama dan komunitas yaitu Ahmadiyah, Parmalim, Mahasiswa UINSU, UNIMED, USU, UNIKA, Perwakilan Katolik dari Aceh singkil dan KONGHUCHU. Kegiatan dimulai dengan perkenalan para peserta dan memasuki materi “Ketidakadilan Gender” dan HAM.
Antunsias peserta untuk berdiskusi sangat semarak, karena ada beberapa peserta yang baru mengetahui hal yang disampaikan oleh pemateri, sehingga waktu tidak terasa sudah memasuki maghrib dan peserta istirahat setelah kegiatan tersebut.
Memasuki hari kedua materi tidak kalah seru yaitu mengenai seksualitas dan HAM dan isu –isu keberagaman agama. Acaranya pun banyak digabung dengan ice breaking sehingga suasana ramai dan tidak membosankan. Pada hari itu juga masing-masing perwakilan komunitas memberikan testimoni tentang kondisi terkini dikomunitas. Dan mengenai Ahmadiyah di sampaikan oleh Nidaun Nasir dan Rasmita Tiara mengenai penyerangan yang dialami Jemaat Ahmadiyah di beberapa tempat hal tersebut dikarenakan banyaknya yang Intoleransi dan mendapat keterangan yang tidak sesuai dengan kebenarannya dan Isu –Isu tersebut terus berkembang, sehingga sangat diharapkan kegiatan seperti ini dapat menangkal Intoleransi.
Hari ketiga sampai kelima diadakan kegiatan LIVE IN, semua peserta mendapat bagian kerumah-rumah yang berbeda dengan kepercayaan dan komunitasnya. Pada kesempatan ini dua orang Lajnah mendapat tempat di HAPSARI yaitu Nidaun Nasir dan Rasmita Tiara di Rumah Dosen UINSU, Bpk Irwansyah Betawi.
Banyak pengalaman yang didapat LI dan peserta yang lain pada kegiatan Live In tersebut. Diantaranya dapat menerima keberadaan yang berbeda ditengah lingkungan kita. Begitu yang dirasakan oleh Lajnah yang mengikuti kegiatan tersebut.
Dihari penutupan banyak cerita para peserta bersama orang tua asuh selama 3 hari dua malam. Yang menarik dari peserta yang Live In di Ahmadiyah menyampaikan bahwa Pandangan terhadap Ahmadiyah selama ini adalah salah besar, hal tersebut didapat klarifikasi dari Sumbernya Langsung.
Tepat pukul 11.00 kegiatan penutupan dilaksanakan dengan mengundang orang tua asuh untuk testimoni kegiatan LIVE IN. Dan tak terasa enam hari pelatihan pluralisme ini ditutup dengan harapan besar para peserta pemuda dapat menciptakan kedamaian dan kebersamaan dalam toleransi.