Bogor – Jamiah Ahmadiyah Internasional Indonesia menyelenggarakan acara Studium Generale bertajuk “Prof. Dr. Abdus Salam: Ahmadi Peraih Hadiah Nobel Fisika 1979 dan Teori Fisikanya” di Auditorium Jamiah pada Minggu, 15 September 2024.
Acara tersebut diisi dengan paparan kuliah umum yang disampaikan oleh narasumber Dr. Farzand Abdullatif, S.SI., M.SI., PhD., Dosen Fisika Fakultas MIPA Universitas Soedirman Purwokerto.
Dalam acara tersebut disampaikan materi mengenai Doktor Abdus Salam, seorang Ahmadi Muslim asal Lahore, Pakistan yang meraih Hadiah Nobel di bidang Fisika pada tahun 1979.
Dalam wawancara dengan Warta Ahmadiyah, Dr. Farzand berharap dengan penyampaian kuliah umum tentang Doktor Abdus Salam, mahasiswa Jamiah Ahmadiyah yang hadir dapat mengambil pelajaran tentang bagaimana Doktor Abdus Salam menyatukan dua ilmu yang berbeda, yakni ilmu kerohanian dengan ilmu fisika.
Ia menambahkan, dengan meneladani Dokter Abdus Salam, dapat menjadi bukti bahwa dengan menggali ilmu pengetahuan dari Al-Qur’an, Doktor Abdul Salam membuktikan secara nyata bagaimana relevansi ayat-ayat Al-Qur’an dengan Ilmu Pengetahuan yang ada.
“Saya harap ini bisa menjadi wawasan yang bermanfaat bagi para mahasiswa, khususnya dalam memahami kontribusi Doktor Abdul Salam.” ungkapnya.
Di akhir ia menjelaskan bahwa sebagai teladan, Doktor Abdul Salam berusaha menghidupkan kembali tradisi Islam dengan menunjukkan bahwa Al-Qur’an dapat menjadi sumber inspirasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, jadi tidak ada pertentangan antara sains dan agama.
Dalam acara Studium Generale tersebut hadir pula Mln. Rakeeman R.A.M Jumaan, Prinsipal Akademik di Jami’ah Ahmadiyah Internasional Indonesia.
Dalam wawancara, Ia mengatakan bahwa tujuan diadakannya Studium Generale ini adalah selain urgensinya yang penting untuk dilaksanakan, Studium Generale ini juga merupakan instruksi khusus dari Khalifah Ahmadiyah kepada Jami’ah Internasional di seluruh dunia agar menyelenggarakan Stadium General dengan menghadirkan para pakar di bidang masing-masing.
“Huzur menyebutkan pentingnya mengangkat materi terkait sains & teknologi, etnografi, public speaking, antropologi, dan kajian-kajian lainnya yang tidak secara khusus diberikan dalam perkuliahan formal, oleh karena itu, dalam rangka menaati instruksi dari pimpinan kita yang tercinta, Jami’ah Indonesia telah sejak beberapa tahun terakhir menghadirkan pakar-pakar berkompeten untuk memberikan wawasan bagi calon mubaligh.” jelasnya.
Ia berharap dengan adanya Studium Generale ini, para mahasiswa Jamiah Ahmadiyah yang nantinya akan menjadi mubaligh dapat menguasai ilmu-ilmu yang bermanfaat yang relevan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat berinteraksi dengan berbagai kalangan, khususnya di bidang sains & teknologi.
Sebagai informasi tambahan, Studium Generale ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa dari tiap angkatan dan para dosen dengan total peserta yang hadir dalam acara ini sekitar 125 orang.