Kebijakan yang disampaikan Trump selama kampanye memang membuat sebagian warga Amerika gerah lantaran kebijakan kontroversialnya. Diantaranya melarang umat Islam datang ke Amerika, dan membatasi imigran ilegal asal Meksiko dengan membangun tembok di sepanjang perbatasan.
AMERIKA SERIKAT – Terpilahnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat menimbulkan kekhawatiran muslim di negeri Paman Sam tersebut. Lewat surat, salah seorang muslimah Ahmadiyah, Khalida Jamilah mengungkapkan harapannya bagi Presiden Amerika Serikat ke-45 tersebut.
Dalam salah satu isi suratnya ia mengharapkan Trump dapat melanjutkan kebiasaan Barack Obama untuk hadir berbuka puasa bersama komunitas Muslim Ahmadiyah saat Ramadan.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/amerika-serikat/feed/” number=”3″]
“Saya berharap dan berdoa semoga Anda dapat melanjutkan warisan presiden sebelumnya yang ikut berbuka puasa bersama dengan komunitas Muslim di bulan Ramadhan terlepas Anda setuju atau tidak dengan ideologi mereka. Saya berdoa mudah-mudahan Anda dapat mengunjungi masjid dan memberikan sambutan kepada mereka seperti yg pernah dilakukan presiden Obama,” tulisnya seperti dilansir laman berkeleydailyplanet.com
Jamilah yang merupakan mahasiswi Universitas California, Barkley asal Indonesia tersebut menyampaikan sebagai muslimah imigran ia tidak akan mempprotes kebijakan Trump yang dikemukakannya selama kampanye tetapi ia mendoakan supaya Allah memberikan pencerahan kepada suami dari Milenia Trump itu untuk menjadi pemimpin yang adil dan mencintai sesama manusia.
Kebijakan yang disampaikan Trump selama kampanye memang membuat sebagian warga Amerika gerah lantaran kebijakan kontroversialnya. Diantaranya melarang umat Islam datang ke Amerika, dan membatasi imigran ilegal asal Meksiko dengan membangun tembok di sepanjang perbatasan.
Berikut bunyi surat lengkap Khalida Jamilah, Mahasiswa Berkeley asal Indonesia kepada Presiden Terpilih Donald Trump:
“Dear Mr. Trump,
Saya seorang muslimah imigran dari Indonesia. Anda bisa melarang orang-orang seperti saya supaya untuk memasuki Amerika Serikat, tetapi saya tidak akan protes di jalanan menumpahkan kemarahan dan memaki Anda. Sebaliknya saya akan mendoakan Anda. Saya berdoa semoga Tuhan bisa membimbing hati dan pikiran Anda untuk menjadi pemimpin yang adil di negeri tercinta ini. Islam mengajarkanku untuk taat dan hormat pada hukum negara. Islam mengajarkanku bahwa seorang pemimpin sejati adalah dia yang memperlakukan setiap orang dengan keadilan, kasih sayang dan cinta.
Saya berharap dan berdoa semoga Anda dapat melanjutkan warisan presiden sebelumnya yang ikut berbuka puasa bersama dengan komunitas Muslim di bulan Ramadhan terlepas Anda setuju atau tidak dengan ideologi mereka. Saya berdoa mudah-mudahan anda dapat mengunjungi masjid dan memberikan sambutan kepada mereka seperti yang pernah dilakukan presiden Obama.
Saat ini, penyakit yang paling bahaya dan bisa menular dalam masyarakat kita adalah ketidaktahuan. Jika anda bisa membuka hati untuk belajar tentang Islam dan umatnya, anda dapat memberikan efek positif kepada sesama warga negara untuk saling menghormati satu sama lain terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada. Sosiolog Dr. Craig Considine telah membuat sebuah istilah yang disebut DEUCE, yang merupakan singkatan dari Dialogue, Education, Understanding, Commitment, dan Engagement. Saya berdoa semoga Anda dapat menerapkan istilah ini dalam praktek nyata, karena dengan DEUCE kita bisa membuat Amerika hebat kembali.”
Sumber: The Berkeley Daily Planet
Kontributor dan Alih Bahasa : Mln. Khaeruddin Ahmad Jusmansyah
Editor : Talhah Lukman Ahmad