Seminggu setelah pemilu federal yang memunculkan perdebatan tentang cadar (niqab) yang menyulut sentimen anti-Muslim di Kanada, sekitar 500 anggota dari berbagai komunitas di Windsor berkumpul untuk mendengar sisi positif dari agama pada Minggu malam (25/10/2015)
“Di dunia saat ini terdapat gambaran yang sangat menakutkan tentang Islam, tetapi bahwa kalian semua memilih untuk menerima undangan dari sebuah organisasi Islam ini dan mendengarkan sudut pandangnya, benar-benar menunjukkan tingkat toleransi, pola pikir yang luas dan hati terbuka dari kalian semua,” pembicara utama Imam Hanan Ahmer Sobhi dari Hamilton mengatakan kepada para peserta di Caboto Club.
“Saya memuji kalian untuk hal ini, karena ini adalah nilai-nilai nyata yang menjunjung persyaratan bagi keadilan yang akan menjadi landasan bagi perdamaian.”
Acara yang diprakarsai oleh Jamaah Muslim Ahmadiyah Kanada, adalah acara dinner tahunan dimana para anggota komunitas agama dan etnis diundang untuk membahas perdamaian dan ajaran Islam yang sebenarnya.
Ahmadiyah adalah sekte yang menyumbang sekitar satu persen dari penduduk Muslim di dunia.
Para peserta terdiri dari beberapa politisi lokal termasuk anggota parlemen NDP yang baru terpilih Cheryl Hardcastle dan Tracey Ramsey, Walikota Drew Dilkens, Walikota Lakeshore dan Ketua administrasi Essex County, Tom Bain dan Mayor Nelson Santos.
Anggota Parlemen NDP Taras Natyshak juga hadir dan menyampaikan pernyataan bahwa partainya bukanlah untuk perpecahan.
“Kami menjunjung penghormatan pada keberagaman dan multikulturalisme,” kata Natyshak.
Sobhi mengatakan bahwa sementara Jamaah Ahmadiyah telah menjalin hubungan baik dengan Perdana Menteri Stephen Harper, isu tentang cadar ini telah keluar jalur.
Niqab adalah cadar penutup yang dikenakan oleh sebagian Muslimah. Penduduk asli Kanada Zunera Ishaq baru saja memenangkan hak sebagai warga negara Kanada untuk bersumpah mengenakan cadar setelah pengadilan dianggap telah melanggar hukum pemerintah dengan melarang perempuan bersumpah dengan wajah mereka ditutupi.
“Menjadikan Niqab/cadar sebagai isu selama pemilu saya pribadi sama sekali tidak setuju,” kata Sobhi setelah pidatonya, ia menekankan bahwa ia berbicara atas nama pribadi bukan atas nama Muslim Ahmadiyah.
“Hasilnya telah menunjukkan nilai-nilai sejati dari Masyarakat Kanada. Saya senang dengan hasilnya dan itu menunjukkan bagaimana Masyarakat Kanada sebenarnya. Isu sebenarnya adalah, apa yang mereka ingin dengar dan itulah apa yang pemilu tunjukkan.”
Sobhi mengatakan bahwa sangat penting bagi non-Muslim untuk meluangkan waktu mereka untuk belajar tentang agama dan tidak mendasarkan impresi mereka pada rumor.
“Nabi Muhammad bersabda bahwa seseorang janganlah begitu saja menerima rumor tetapi selidikilah apa yang mereka dengar sebelum menyampaikan pendapat,” kata Sobhi.
“Jika seseorang lemah dalam melakukan hal ini dimana ia percaya segala sesuatu yang ia dengar tanpa penyelidikan, maka hal itu dapat menyebabkan pada kesalahpahaman. Kesalahpahaman seperti itu pada gilirannya akan mengarah pada perselisihan.”
Sobhi mengatakan gembar-gembor isu niqab (cadar) berulang kali selama kampanye nampaknya ditujukan khusus untuk pemilih Quebec tetapi tidak berhasil.
“Ini akan gagal dimana-mana, mencoba untuk memecah belah,” kata Sobhi.
“Karena hal itu menciptakan xenophobia (ketakutan pada hal-hal asing) dan suasana dimana orang-orang memiliki ketakutan terhadap hal-hal yang tidak dikenal, dan ketika hal itu terjadi maka akan mengakibatkan peningkatan komentar-komentar rasis atau serangan-serangan di seluruh daerah dimana masyarakatnya tidak tahu (Muslim). Tetapi sekarang saya senang dengan sikap pemerintah.”
(KAJ)