Yogyakarta – Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta kembali menyuarakan pentingnya toleransi dan ruang dialog dalam talkshow ‘Mozaik Keberagaman Indonesia Bersama Jemaat Ahmadiyah’.
Talkshow tersebut disiarkan Radio Sonora 97.4 FM pada Senin, 30 Juni 2025.
Amir Daerah Jemaat Ahmadiyah DI Yogyakarta, Didit Hadi Barianto berbagi pengalamannya sebagai seorang Muslim Ahmadiyah yang kerap menghadapi prasangka dan diskriminasi.
Baca juga: Wisata Tarbiyat Ahmadiyah Kampung Anam, Perkokoh Persaudaraan dan Kekeluargaan
Dirinya menuturkan, salah satu cara menghadapi aksi penolakan berupa demonstrasi yang pernah di Yogyakarta adalah dengan balasan damai: demo masak.
“Kami menjawab kebencian dengan kedamaian. Persekusi bukan hal baru, tapi itu justru memperkuat keimanan kami,” ujar Didit.
Ia menekankan bahwa penyebab utama diskriminasi adalah ketidaktahuan.
Baca juga: Berkah Ijtima Daerah Lajnah Imaillah di Landak Kalbar, Dihadiri Pengurus Pusat
Banyak orang mendapat informasi keliru dari pihak luar, lalu membentuk prasangka. Karena itu, Jemaat Ahmadiyah aktif mengadakan diskusi terbuka, bahkan membuka rumah mereka untuk kunjungan dan observasi.
“Kami tidak tertutup. Banyak buku tentang Ahmadiyah justru ditulis oleh tokoh non-Ahmadi. Kami tidak berpolitik, kami bergerak di bidang kemanusiaan,” tegas Didit
Di waktu sama, Ruli dari Mitra Wacana menambahkan, prasangka lahir karena kurangnya ruang dialog.
Baca juga: Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta Terima Kedatangan Komnas HAM, Ungkap Hubungan dengan Masyarakat
Hal itu bisa berujung pada pelanggaran HAM. Adapun Chandra dari LBH Yogyakarta menegaskan, setiap orang berhak beribadah sesuai keyakinannya, sesuai dengan semangat Pancasila.
Melalui talkshow ini, Jemaat Ahmadiyah berharap masyarakat dapat melihat mereka sebagaimana adanya, terbuka, damai, dan berkontribusi bagi Indonesia. *
Kontributor: Rifqi Arianto Qasid Ahmad
Editor: Talhah Lukman A