Bogor– Profesor Alimatul Qibtiyah mengunjungi Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), ia mengajak lebih banyak orang untuk mengenal dan memahami Muslim Ahmadiyah.
Hal ini diungkapnya dalam undangan makan malam oleh Sadr Lajnah Imaillah bersama jajaran PPLI di dampingi Sekretaris Pers JAI, Sekretaris Kharijiah dan Naib Amir Dawat Ilalah di Gedung Baitul Afiyat, Bogor, pada Rabu, 24 April 2024.
Prof. Alimatul Qibtiyah memberikan kesan yang sangat positif, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah bagian integral dari Islam.
“Saya melihat bahwa Ahmadiyah, terutama di Indonesia, memiliki banyak kesamaan dengan ajaran Islam pada umumnya. Perbedaan yang ada sebenarnya tidaklah substansial dan pokok-pokok pikiran serta ajarannya tetap sama,” ujarnya.
Dalam pernyataannya, Prof. Alimatul Qibtiyah menekankan bahwa ada ketidaktepatan jika seseorang menganggap Ahmadiyah bukan bagian dari Islam.
“Saya yakin bahwa ajaran yang diterapkan oleh Ahmadiyah juga merupakan bagian dari Islam yang sebenarnya. Kita seharusnya bersaudara dan saling menghargai, terlepas dari perbedaan keyakinan dan dinamika organisasi yang ada di Indonesia maupun di seluruh dunia,” tambahnya.
Sebagai Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, ia juga menyoroti pentingnya memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat tentang Muslim Ahmadiyah.
“Dalam kunjungan saya ke Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), saya merasakan urgensi untuk lebih banyak orang mengenal dan memahami Muslim Ahmadiyah. Saya melihat pentingnya memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat tentang apa sebenarnya Ahmadiyah,” lanjutnya.
“Bagi saya, ini adalah hal yang penting untuk disuarakan dan disosialisasikan secara lebih luas kepada masyarakat tentang apa sebenarnya Ahmadiyah,” tambah Prof. Alimatul Qibtiyah.
Kunjungan ini menjadi kesempatan pertama bagi Prof. Alimatul Qibtiyah untuk mengunjungi Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia serta melanjutkan kunjungannya ke Peace Center dan Perpustakaan Nusrat Jehan.
Dia juga menekankan pentingnya mengundang orang non-Ahmadiyah untuk mengunjungi Pusat atau pusat perdamaian Ahmadiyah.
“Hal ini dapat membantu mengurangi kesalahpahaman yang terjadi karena politik atau informasi yang tidak benar,” tambahnya.
“Saran saya adalah untuk lebih sering mengundang orang non-Ahmadiyah untuk datang ke Pusat atau pusat perdamaian mereka, karena ini dapat membantu mengurangi kesalahpahaman yang terjadi karena politik atau informasi yang tidak benar,” tutup Prof. Alimatul Qibtiyah.