By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
BeritaKebangsaan

Kenang Gagasan Kebangsaan Buya Syafii Maarif, Warisan Bagi Anak Muda

Last updated: 31 Agustus 2023 16:32
By Redaksi 997 Views
Share
Bineka Fest 2023 (warta ahmadiyah)
Bineka Fest 2023 (warta ahmadiyah)
SHARE

Jakarta— Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, mewariskan gagasan kebangsaan, keindonesiaan, dan kemajemukan yang tetap relevan hingga saat ini.

Generasi muda diundang untuk menjaga pemikiran “muazin” bangsa, Buya Syafii, demi memelihara toleransi di tengah keragaman masyarakat.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar, menekankan bahwa Buya Syafii adalah ulama yang memahami sejarah, politik, dan keislaman Tanah Air dengan baik.

Pemikirannya menjadi warisan berharga yang perlu dipelajari oleh setiap generasi muda.

Menurut Prof Nasaruddin, Buya Syafii adalah contoh konsistensi dalam merawat keragaman.

Hal ini diungkapkan dalam diskusi “Bincang Kearifan”, bagian dari Bineka Fest 2023 di Jakarta pada Rabu, 30 Agustus 2023.

”Generasi muda patut meneladani kekonsistenan pendapatnya dalam merawat kebinekaan. Dia tidak tergoda oleh jabatan dan pujian,” katanya

Dilansir dari Kompas.id, acara tersebut dihadiri oleh ratusan peserta, mayoritas di antaranya adalah mahasiswa dan pelajar.

Kegiatan ini diadakan untuk memperingati dua dekade Maarif Institute dan mengenang setahun wafatnya Buya Syafii.

Prof Nasaruddin menganggap antusiasme generasi muda terhadap gagasan-gagasan pluralisme sebagai tanda positif. Menurutnya, ini sangat penting untuk masa depan bangsa.

Menurut Prof Nasaruddin, pluralisme bukan hanya tentang mengakui perbedaan, tetapi juga tentang mengikat hubungan sejati seperti yang diwujudkan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Namun, ia mencatat bahwa kata “toleransi” sering kali disalahgunakan dengan hanya diterapkan sesaat.

“Akan tetapi, sekarang kata toleransi dipolitisasi. Toleransi karena ada maunya. Selesai maunya, hilang kata toleransi itu,” ungkapnya.

Hadir pula Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.

Generasi muda katanya, bisa mengambil inspirasi dari Buya Syafii untuk mengembangkan gagasan kebangsaan yang kritis.

Baginya, pemikiran Buya Syafii mencerminkan tingkat kemanusiaan universal yang tinggi.

”Buya memiliki komitmen kebangsaan yang sangat kuat. Pemikiran dan pandangan yang disampaikan demi masa depan bangsa. Pemikirannya melampaui sekat-sekat yang membatasi hubungan kemanusiaan,” katanya.

Sejalan dengan itu, Abd Rohim Ghazali, Direktur Eksekutif Maarif Institute, menjelaskan bahwa Bineka Fest 2023 diselenggarakan sebagai penghormatan terhadap setahun wafatnya Buya Syafii.

“Kebinekaan sebagai anugerah Tuhan yang perlu dirayakan dan dijaga,” katanya dalam sambutan.

Di sisi lain, Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Maulana Dili Sadili, memberikan testimoninya.

Katanya, Buya Syafii sebagai sosok berani yang membawa gagasan kritis tentang kebangsaan. Ia mengapresiasi kehadiran Buya Syafii yang seperti sahabat bagi Ahmadiyah.

“Beliau satu-satunya ketua umum Muhammadiyah yang mau menerima Amir Nasional Ahmadiyah di rumah beliau,” kenang Jubir JAI.

Diketahui Maulana Dili Sadili hadir bersama Istri dan Sekretaris Pers JAI Yendra Budiana dan anggota Jemaat Ahmadiyah Jakarta Pusat.

You Might Also Like

Gubernur Kalbar Lewat Istri Sambut Silaturahmi Jemaat Ahmadiyah di Momen Idul Fitri

Lurah Doakan Jemaat Ahmadiyah Palangka Raya Maju dan Beri Dampak Positif

Siap Gelar Clean The City, JAI Wilayah Riau Ajak DLH Rokan Hulu Kolaborasi

Komnas Perempuan dan Jemaat Ahmadiyah Bahas Pemulihan Hak Perempuan di Pengungsian

Pasca 10 tahun tsunami, masyarakat Aceh kini berhadapan dengan formalisasi Islam

By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article Maulana Dili Sadili hadiri Binek Fest 2023 (wartaahmadiyah) Hadiri Bineka Fest 2023, Jubir Ahmadiyah: Buya Syafii Maarif Teladan Bangsa yang Sangat Langka
Next Article Bhakti sosial Ahmadiyah Cabang Bandung Kulon Semangat Kemerdekaan, Ahmadiyah Bandung Kulon Adakan Tasyakur dan Bhakti Sosial
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

wikileaks ahmadiyah
Nasional

Jubir Ahmadiyah: Mungkin Arab Saudi Ingin Jadi pemimpin Dunia Islam dengan Kucurkan Dana Besar

Redaksi 11 Min Read
Daerah

Pelajar Ahmadiyah Sulsel Gelar Bedah Buku, Mubalig: Generasi Ahmadi Harus Belajar Kristologi

Redaksi 1 Min Read
BeritaDaerah

Pengurus JAI Purwokerto Perkenalkan Buku Filsafat Ajaran Islam di Halaqah Bersama Sejumlah Ormas Islam

Talhah Lukman A 2 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?