By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
Nasional

‘Kemurnian agama’ dalam manifesto Gerindra menuai kritik

Last updated: 22 September 2015 15:08
By Redaksi 186 Views
Share
SHARE

Merdeka.com – Belum surut polemik soal frasa ‘membuat jera’ sekte-sekte seperti Ahmadiyah dan Syiah, Partai Gerindra kembali dikritik terkait manifesto perjuangan di bidang agama. Pasalnya, partai besutan Prabowo Subianto itu menyuarakan negara wajib menjamin ‘kemurnian agama’.

“Setiap orang berhak atas kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama/kepercayaan. Namun, pemerintah/negara wajib mengatur kebebasan di dalam menjalankan agama atau kepercayaan. Negara juga dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui oleh negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama.”

Kutipan di atas tercantum dalam Manifesto Perjuangan Partai Gerindra halaman 40 yang dikutip merdeka.com dari situs resmi partai, Rabu (23/4).

Frasa ‘kemurnian agama’ ini menuai kritik dari sejumlah kalangan di media sosial. “Kalimat pemurnian agama sudah menjurus ‘pemaksaan’ literasi tentang agama. Gerindra tak layak hidup di bumi Indonesia nusantara yang indah,” tulis akun @rendranila yang mengaku seorang Gusdurian, pencinta Gus Dur.

“Mertuanya dulu melarang Konghucu. Sekarang bekas mantunya mau melakukan ‘pemurnian agama’,” kicau @Dhandy_Laksono, aktivis Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Lewat akun Facebook-nya, dosen Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi, menilai ‘pemurnian agama’ merupakan indikasi pergeseran menuju fasisme. “Ini terjadi ketika kemerdekaan agama dipinggirkan atas nama pemurnian agama dan hal itu akan terinkorporasi dalam elemen hegemoni negara,” ujar dia.

Terkait hal ini, sejumlah petinggi Gerindra belum bisa dikonfirmasi. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dan Sekjen Ahmad Muzani tidak menyaut saat dihubungi merdeka.com lewat telepon selulernya.

Sebelumnya, kicauan admin @Gerindra di Twitter juga menuai kontroversi. Penyebabnya adalah adalah kata ‘jera’. Kontroversi ini bermula saat salah satu follower, @DYDIMUS_IFFAT bertanya kepada admin.

“@Gerindra Hmmm, bgmn pandangan partai tentang diferensiasi sekte dalam agama seperti Syiah dan Ahmadiyah di Islam, Mormon di Kristen, dll?” kicau sang pengikut, Selasa (22/4).

Menjawab pertanyaan itu, admin Gerindra menjawab, “@DYDIMUS_IFFAT Bung, seluruh WNI harus dilindungi. Jika mereka berada di jalan yang salah kita buat lembaga untuk membuat mereka jera.”

Kata ‘jera’ itulah yang membuat heboh. Tak sedikit para followers yang langsung mengait-ngaitkan kata ‘jera’ dengan tindakan penculikan yang dilakukan Capres Partai Gerindra , Prabowo Subianto , pada 1998.

“Apakah lembaga yg bisa membuat jera orang berkeyakinan itu semacam Tim Mawar? @Gerindra,” tanya pemilik akun @muh_isnur.

Mendapat sejumlah pertanyaan tentang ‘jera’, sang admin mengklarifikasi dengan mencari arti kata tersebut di Kamus Besar Bahasa Indonesia.

“Di kamus besar Bahasa Indonesia bisa dicek, tidak ada perlakuan jera dengan cara kasar tetapi dengan cara yang tepat dan benar,” ujar admin @Gerindra.

[ren]

Reporter: Laurencius Simanjuntak | Rabu, 23 April 2014 11:52

—
Berita lain: GemaIslam.com

You Might Also Like

Intel Kodim Berkunjung ke JAI Bontang, Disambut Mubaligh Ahmadiyah

Maksimalkan Peran Anggota, MC JAI Gelar Workshop Media

Apresiasi IKT 2022, Ahmadiyah: Setara Institute Konsisten Upayakan Kesetaraan

Hafalkan Juz Amma, Anak-Anak Ahmadi Sukabumi Menginap di Masjid

Pengungsi Ahmadiyah NTB Minta Penerbitan KTP tak Sekadar Janji

TAGGED:agamaahmadiahmadiyahIndonesiaislamsyiah
By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article Boks Bayi Saksi Sejarah
Next Article Statemen Megawati Institut: Deklarasi Anti Syiah mencederai komitmen Kebangsaan
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

50 anggota Jamaah Ahmadiyah Cimahi turut berpartisipasi dalam Gerakan Serentak Pungut Sampah Massal (Gertak Putsal)
Nasional

Wujudkan Indonesia Bersih 2020, Relawan Masjid Mubarak dan Pemkot Cimahi Geber Gertak Putsal

Redaksi 1 Min Read
Nasional

Pengajian Sekaligus Silaturahmi Ala Khuddam SBC Sejukan Bogor

Redaksi 1 Min Read
Mancanegara

Khalifah Muslim Ahmadiyah menutup konferensi tahunan internasional MTA

Redaksi 3 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?