London– Pemimpin Dunia Komunitas Muslim Ahmadiyah dalam pidatonya di Simposium Perdamaian di Morden, London, menuding kebijakan tidak adil negara-negara besar sebagai penyebab utama kekacauan dan konflik di dunia saat ini.
Simposium Perdamaian ini dihadiri oleh para pemimpin agama, diplomat, dan aktivis dari berbagai negara. Pidato Yang Mulia Hazrat Mirza Masroor Ahmad mendapat sambutan hangat dari para peserta simposium.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad, dalam pidatonya pada Sabtu 9 Maret 2024, mengatakan bahwa negara-negara besar telah membentuk aliansi berdasarkan kepentingan pribadi, yang mengakibatkan negara-negara lemah tidak memiliki suara dalam keamanan mereka sendiri.
“Alih-alih memutuskan masalah berdasarkan fakta dan manfaatnya, negara-negara telah membentuk aliansi dan memilih berdasarkan kepentingan mereka sendiri,” kata Huzur.
Dominasi negara-negara besar ini, menurutnya, telah melemahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi badan yang hampir tidak berdaya.
PBB dianggap lemah dan hampir tidak berdaya, di mana beberapa negara dominan memegang semua kekuasaan dan dengan mudah mengesampingkan pandangan mayoritas.
“Beberapa negara dominan memegang semua kekuasaan dan dengan mudah mengesampingkan pandangan mayoritas,” kata Huzur, memperingatkan bahwa PBB sedang menuju ke arah yang sama seperti Liga Bangsa-Bangsa.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad kemudian menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata penuh di Gaza serta antara Rusia dan Ukraina.
Ia mendesak komunitas internasional untuk memprioritaskan upaya bantuan dan fokus untuk mencapai “penyelesaian damai dan langgeng.”
“Kita semua harus bersatu, mengesampingkan kepentingan pribadi untuk memastikan kita meninggalkan dunia yang sejahtera dan memfokuskan energi kita untuk membangun perdamaian,” kata Yang Mulia.
Sebagai komunitas yang menjunjung tinggi perdamaian, Ahmadiyah, menurut Hazrat Mirza Masroor Ahmad akan terus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk perdamaian dan memperjuangkan hak-hak mereka yang tidak berdaya dan menjadi korban ketidakadilan.