“Kami menanggapi dengan damai dengan mengatakan bahwa kami tidak seperti orang-orang tersebut. Kitab suci Al Quran pada dasarnya mengajarkan bahwa kita harus berdamai dengan semua orang dan jika kita membunuh seseorang maka sama artinya dengan membunuh seluruh umat manusia.”
FITCHBURG, MA – Baru beberapa bulan yang lalu, Nasir Admad Soodhun bepergian melalui negara-negara seperti India dan Bangladesh. Sangat berbeda dengan kunjungannya ke pusat kota Fitchburg Sabtu pagi itu yang relatif dingin.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/maret-2017/feed/” number=”3″]
Berbalut pakaian musim dingin, Sooddhun menerjang suhu di bawah titik beku, bersama dengan beberapa yang lainnya dari Komunitas Muslim Ahmadiyah, berjejer sepanjang jalan utama, barangkali orang lain ingin mengambil kesempatan bertemu orang Islam. Ia membawa tulisan yang berbunyi: “I Am A Muslim Ask Me Anything.” (Saya Seorang Muslim Bertanyalah kepada saya tentang apa saja)
Soodhun sedang mengobrol tentang perjalanan yang ia lakukan baru-baru ini ketika seorang wanita di sebuah SUV melambat saat ia melaju melewatinya dan teman-temannya. Awalnya dia membunyikan klakson. Lalu ia menurunkan kaca jendelanya, membiarkan udara dingin masuk ke dalam mobilnya. Dia menunjuk ke arah tulisan Soodhun, dan berteriak “Aku suka itu!” sebelum kembali mengemudi.
Hal tersebut adalah reaksi umum Sabtu pagi itu. Udara terasa dingin, tapi penerimaan terasa hangat.
“Ada seorang pria yang datang kepada saya dan dia menangis,” kata Soodhun. “Dia hanya mengatakan betapa ia berharap kita merasa diterima di sini.”
Ini adalah pertama kalinya bagi anggota Jamaah Muslim Ahmadiyah Fitchburg mengadakan kampanye “meet a Muslim day“. Umat Islam lokal yang yang hadir itu, memegang tulisan-tulisan dan melambaikan tangan ke setiap mobil yang lewat, siap memperkenalkan diri mereka dan menjawab pertanyaan warga setempat lainnya.
“Sudah ada beberapa orang datang kepada kami, tetapi mayoritas membunyikan klakson dan tersenyum kepada kami,” kata Furqan Mehmud.
Salah satu pertemuan yang menjadi catatan hari ini adalah ketika seorang pria mendekati mereka ketika mereka berada di luar Dunkin’ Donuts.
Dia bertanya kepada Mehmud dan ketua Ahmadiyah Ijaz Ahmed apakah mereka adalah orang-orang yang membawa teroris dan membunuhi orang.
“Kami menanggapi dengan damai dengan mengatakan bahwa kami tidak seperti orang-orang tersebut. Kitab suci Al Quran pada dasarnya mengajarkan bahwa kita harus berdamai dengan semua orang dan jika kita membunuh seseorang maka sama artinya dengan membunuh seluruh umat manusia.”
Sementara pertanyaan-nya adalah seputar stereotip negatif, Ahmed menjelaskan bahwa menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini adalah alasan ia datang dan berdiri di tengah udara dingin.
“Dia tidak memusuhi atau semacamnya, ia hanya mengajukan pertanyaan dan saya pikir saya menjawabnya sebaik mungkin yang saya bisa,” katanya. “Saya tidak yakin apa yang sebenarnya saya harapkan hari ini, saya tahu ada banyak orang yang tidak mengenal satupun orang Islam dan tidak tahu banyak tentang Islam.”
Ahmed merujuk kepada sebuah studi di tahun 2014 yang dilakukan oleh Pew Research Center. Dalam studi tersebut ditemukan bahwa kurang dari 40 persen orang Amerika benar-benar mengenal seorang Islam. Fakta itulah yang menjadi salah satu motivasinya untuk berdiri di Main Street.
“Itu salah satu tantangan dan itu adalah salah satu hal yang kami coba lakukan,” katanya. “Kami ingin mengubah angka persentase itu.”
Ke depannya, komunitas Muslim Ahmadiyah chapter Fitchburg berencana untuk mengadakan acara “meet a Muslim” di Fitchburg dan di komunitas lokal lainnya, serta acara-acara lain yang sifatnya terbuka untuk umum.
Meskipun dengan adanya ketegangan nasional dan perintah eksekutif Presiden Donald Trump untuk melarang warga dari tujuh negara mayoritas Muslim memasuki AS, Ahmed dan Muslim lokal lainnya optimis bahwa keramahan yang melekat pada kota Fitchburg akan mengalahkan hal tersebut.
“Saya suka Fitchburg karena saya bisa berjalan menyusuri jalan-jalan, bisa pergi kemana pun dan orang-orang akan menyapa anda,” katanya. “Orang-orang begitu ramah di masyarakat ini dan itu adalah sesuatu yang saya hargai.”
Sumber: Times of Islam
Alih Bahasa: Fadhil Ahmad Qamar
Editor: Mln. Khaeruddin Ahmad Jusmansyah