PRESS RELEASE
INTERNATIONAL PEACE SYMPOSIUM: PANCASILA & INSPIRASI KEBEBASAN BERAGAMA
Kamis (27/10). “Pancasila telah terbukti dalam sejarah membawa rasa aman dan toleransi yang tinggi di Indonesia.” Demikianlah yang dapat disimpulkan dari pernyataan yang disampaikan oleh Drs. M. Sodik, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Pernyataan tersebut disampaikan pada press release terkait International Peace Symposium (IPS) yang diadakan di kantor redaksi surat kabar Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, sekitar pukul 14.30 siang.
Press release tersebut turut dihadiri pula oleh tiga wakil UIN Sunan Kalijaga, ketua pelaksana, dan perwakilan dari Jemaah Ahmadiyah Indonesia, yakni Ir. Ahmad Saifudin M., IAA, Ketua JAI cabang Yogyakarta. Perhelatan IPS 2016 ini terlaksana hasil kerjasama dari Badan Penyelenggara Tasyakur Seabad Jemaah Ahmadiyah Indonesia dengan UIN Sunan Kalijaga.
Drs. M. Sodik menyampaikan bahwa IPS 2016 mengambil tema Implementasi Pancasila dalam kebebasan beragama sebagai Inspirasi untuk Dunia. Acara ini diharapkan dapat menjadikan Pancasila sebagai kebiasaan hidup dan menginspirasi dunia lebih luas. Pasalnya, sejak lebih dari satu dekade ke belakang, citra Islam di mata dunia selalu identik dengan ekstremisme dan kekerasan. Oleh karena itulah, tiga organisasi Islam di Indonesia, yakni Nadhlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Ahmadiyah, diharapkan dapat menjadi penyangga utama dalam menghapuskan pandangan ekstrem tersebut. Dengan demikian, tiga pembicara dari masing-masing organisasi tersebut akan menguraikan nilai-nilai perdamaian dalam IPS 2016.
Adapun nilai-nilai yang akan disampaikan antara lain: nilai-nilai pancasila dalam perdamaian untuk meminimalkan potensi konflik, menyelaraskan antara konsep ketuhanan dan kebangsaan, membangun nilai-nilai perdamaian dan membangun negeri yang produktif.
Selaras dengan pernyataan Drs. M. Sodik, pihak JAI pun menyatakan bahwa kampanye Islam damai ini cocok sekali dengan Ahmadiyah. Ir. Ahmad Saifudin menambahkan, “Hal ini selalu dikampanyekan oleh Ahmadiyah di belahan dunia mana pun. Misalnya, saat ini, Khalifah Jemaah Muslim Ahmadiyah pun sedang mengampanyekan perdamaian di Kanada, dan menyampaikan hal tersebut kepada Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.”
Pihak JAI pun mengucapkan terima kasih kepada UIN, yang telah memiliki cara pandang yang sejalan. Dengan demikian, moto Love for All, Hatred for None tidak terputus. “Badan Penyelenggara Tasyakur (BPT) ingin bekerja sama dengan siapa pun, karena niat baik untuk mengampanyekan perdamaian rahmatan lil ‘alamin pastilah bisa menginspirasi,” terang Ir. Ahmad Syaifudin. Tasyakur Seabad JAI sendiri merupakan program untuk memperingati 100 tahun berdirinya Jemaah Ahmadiyah di Indonesia, yang jatuh pada tahun 2025 nanti.
SIMPOSIUM TARAF INTERNASIONAL
Sebagai simposium bertaraf internasional, maka IPS 2016 pun akan mengundang pembicara dari luar Indonesia. Pada tahun ini, hadir Maulana Azhar Hanif, Shd. dari Amerika Serikat, dan Maulana Ainun Yaqeen, Shd. dari Malaysia. Selain itu, acara pun akan diliput oleh Kedaulatan Rakyat dan Muslim Television Ahmadiyya (MTA), yang akan menyiarkan acara tersebut ke seluruh penjuru dunia. Melalui peran media, diharapkan kedamaian yang dicita-citakan IPS 2016 dapat sampai ke setiap hati masyarakat.
IPS 2016 ini adalah yang ketiga kalinya. International Peace Symposium pertama diselenggarakan pada tahun 2014 atas kerja sama BPT dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Yang kedua pada tahun 2015, diselenggarakan di Jakarta, bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Ketua Panitia IPS 206, Ahmad Zainal Arifin, melaporkan “Seluruh pembicara telah mengonfirmasi untuk hadir dalam acara simposium tahun ini. Sementara untuk peserta, panitia menargetkan 250 orang dapat hadir.” IPS 2016 sendiri akan diadakan pada hari Sabtu, 29 Oktober 2016, di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.