Tasikmalaya – Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya menghadiri Haul Gus Dur ke-12 bertempat di Gedung Ukhuwah, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
Haul yang mengangkat tema “Tasikmalaya Ada Karena Keberagaman” ini merupakan haul Gus Dur pertama yang diselenggarakan di Tasikmalaya, Minggu, (30/1/2022).
Koordinator Gusdurian Tasikmalaya Zainda nenyampaikan, bahwa Haul Gus Dur harus dilaksanakan di Tasikmalaya sebab salahsatunya adalah karena Gus Dur pernah terpilih menjadi Ketua Umum PBNU pada Muktamar yang diadakan di Pondok Pesantren Cipasung.
“Waktu muktamar NU di Cipasung Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, artinya Tasikmalaya dan Gus Dur punya cerita tersendiri,” kata Zainda.
Dalam kesempatan tersebut, Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya yang diwakili oleh Mubaligh Daerah Aang Kunaefi menyampaikan testimoninya, bahwa Gus Dur merupakan sosok yang selalu ada untuk kelompok yang lemah atau dilemahkan.
“Gus Dur selalu ada mendampingi bahkan memberikan support dan semangat ketika kami berada dalam berbagai macam tekanan. Dengan adanya Gusdurian ini kembali menyatukan dan menghidupkan amalan dan ilmu beliau sehingga Gus Dur selalu hidup di dalam diri kita, ” ujar Aang.
Senada dengan Aang, Jhonson Sitorus selaku perwakilan dari Kristen mengatakan, bahwa begitu banyak sekali jasa Gus Dur untuk umat Kristen.
“Begitu banyaknya jasa Gus Dur pada umat Kristen sehingga dapat dikatakan bahwa Gus Dur bukan hanya milik Nahdliyin atau Umat Islam, tapi Gus Dur juga milik umat Kristen,” kata Jhonson.
Tak hanya dekat dengan kelompok agama, Gus Dur juga dikenal sebagai pembela hak perempuan.
“Dalam membela hak-hak perempuan itu tidak harus diucapkan namun harus tergambar dalam perbuatan, dan itu telah dilakukan Gus Dur,” kata Aktivis Pemberdayaan Perempuan dan Gender, Istianah.
Sementara itu, perwakilan dari Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN) Soedirdjo menyampaikan, bahwa ia merasa senang bisa hadir dalam Haul Gus Dur kali ini.
“Suatu kebanggaan dan kehormatan bagi saya untuk hadir di acara Haul Gus Dur yang ke-12 ini karena di sini saya merasa dianggap saudara,” pungkasnya.
Kontributor: Rasyid