JAKARTA – Merebaknya ujaran kebencian (hate speech) di media massa dan media sosial menggugah kepedulian Haidar Bagir dengan mendirikan Gerakan Islam Cinta. Ia mengungkapkan saat ini media sosial menjadi ajang pemecah belah antar golongan.
“Jangan sampai masyarakat mudah dipecah-belah dan media sosial menjadi alat menipiskan kepercayaan publik,” ujarnya di Cafe Pisa, Kamis (4/2).
Dihadiri sejumlah tokoh nasional seperti Alwi Shihab , Prof. Mahfud MD , Bambang Harimurty, Seto Mulyadi, dan Komaruddin Hidayat, Haidar Bagir juga menyoroti peran media massa dalam mempengaruhi pola pikir dan tindakan masyarakat terhadap masyarakat lainnya yang berbeda pendapat , keyakinan, dan orientasi politik.
[toggle title=”baca juga” state=”open”][feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/damai/feed” number=”3″][/toggle]
Dalam kesempatan yang sama, sekretaris Umur Kharijiah Jamaah Ahmadiyah Indonesia cabang Kebayoran, Darisman Broto menyampaikan gerakan ini tak ubahnya seperti lembaga yang sudah ada seperti Maarif Institute, Wahid Institute, dan ICRP. Ia berharap lembaga-lembaga tersebut ikut serta dalam menyelesaikan masalah intoleransi di Indonesia yang kerap ditunggangi pemerintah daerah dan kelompok intoleran.
“Dengan cita-cita yang sama, semua lembaga harus bersatu dan tidak bekerja sendiri-sendiri,” kata Darisman.
Bersama rekannya Fazel-e-Mujeeb, Ia mengungkapkan gagasan yang dikemukan oleh Gerakan Islam Cinta sejalan dengan motto Jamaah Islam Ahmadiyah, Love For All Hatred For None.
Kontributor : Darisman Broto / Jihan Syaffina
Editor : Talhah Lukman Ahmad