AKP Suwitono yang juga merupakan dosen di SETUKPA POLRI memberikan paparan yang tak kalah menariknya mengenai ‘Teori Jamin’-nya. Teori yang disampaikannya berkaitan erat dengan kebhinnekaan di negera kita.
SUKABUMI – Merespon keberlanjutan kegiatan FOPULIS Goes to School yang sebelumnya berlangsung pada bulan sebelumnya, pada tanggal 30 April 2016 FOPULIS kembali ikut memprakarsai kegiatan yang dihelat FOMAKSI (Forum OSIS Madrasah Aliyah Kabupaten Sukabumi). Kegiatan yang bertajuk Deklarasi Pelajar Madrasah Aliyah Kabupaten Sukabumi dan Peringatan Isra Mi’raj Rasulullah saw ini dimulai pada pukul 9.30 pagi dengan suasana nan khas. Sayangnya peserta yang hadir hari itu hanya berjumlah 60 orang yang dihadiri perwakilan beberapa Madrasah Aliyah di Kabupaten Sukabumi,dari target 100 orang peserta.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari satu malam yang mana terangkai dalam beberapa sesi menarik yang telah disusun oleh panitia acara. Seusai pembukaan, dimulailah sesi Mudzakarah atau Debat yang dipandu oleh para pengurus FOPULIS. Pada sesi ini Ketua FOPULIS, Gugum Gumelar, menyempatkan untuk sekilas memperkenalkan FOPULIS serta beberapa pengurus yang telah hadir. Pembukaan sekaligus perkenalan yang dilakukan Gugum menjadi pengantar singkat menyangkut sesi debat yang dilakukan setelahnya. Debat menjadi agenda rutin dalam kegiatan FOMAKSI setiap tahunnya. Debat tahun ini dianggap cukup spesial dengan hadirnya FOPULIS serta tema debat mengenai ‘Kebhinnekaan dan Kemajemukan.’
baca juga : [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/fopulis” number=”3″]
“Kebhinnekaan itu, di Indonesia sudah qodrati!” seru Aldi. Salah satu peserta tim pro yang menyampaikan argumennya dengan semangat berapi-api.
Saling balas membalas argument dengan banyak sumber serta dalil baik Al-Qur’an ataupun hadits disampaikan dengan begitu baik serta menarik. Masing-masing murid tampak antusias dan bersemangat dalam menyampaikan argumennya. Tak jarang beberapa pengurus FOPULIS berdecak kagum dengan banyaknya pengetahuan menyangkut keberagaman, kebhinnekaan serta kemajemukan yang muncul dari bibir murid-murid Madrasah Aliyah ini.
Selepas shalat zuhur dan makan siang bersama, kegiatan berlanjut dengan IQ games serta workshop. Meski cuaca panas mulai terasa menyengat, namun semangat dan antusias para murid tak pudar terlebih pada saat sesi permainan yang membuat mereka harus berlarian keluar mencari sesuatu.
Di sesi yang dilaksanakan setelah Shalat Ashar, kegiatan dilanjutkan dengan talk show yang menghadirkan beberapa orang pembicara yang berkompeten, yaitu Mas Alam dari LBH Keadilan Sejahtera, AKP Suwitono dari Kepolisian SETUKPA POLRI Sukabumi serta Gugum Gumelar dari FOPULIS. Tampak suasana berbeda—lebih ramai dengan kehadiran beberapa undangan lainbaik dari LBH Keadilan Sukabumi Raya dan Jemaat Ahmadiyah Sukabumi. Sesi ini dipandu khusus oleh dua orang MC dari FOPULIS yaitu Muhammad Qusyaeri serta Ifnaldi yang membuat suasana talk show hidup dengan candaan serta gimik yang mereka tunjukkan sepanjang acara ini berlangsung.
Pembicara pertama, Alam memberikan sedikit paparan menyangkut pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan yang selama ini terjadi serta berpotensi memecah belah bangsa kita. Berbagai dasar hukum pendukung yang disodorkan sangat meyakinkan para hadirin bahwa Pembicara selanjutnya hadir dengan berbeda, AKP Suwitono yang juga merupakan dosen di SETUKPA POLRI memberikan paparan yang tak kalah menariknya mengenai ‘Teori Jamin’-nya. Teori yang disampaikannya berkaitan erat dengan kebhinnekaan di negera kita.
“Bahwa kebersamaan di antara semua orang di masyarakat kita justru terjadi secara alamiah dan bisa dikatakan merupakan sesuatu yang sangat naluriah. Sebab demikianlah adanya manusia Indonesia yang jiwanya telah sejak lama menghargai serta menerima adanya perbedaan serta keberagaman di sekitarnya,”tuturnya.
Pembicara terakhir yaitu Gugum Gumelar tidak begitu banyak memberikan pemaparannya, namun itu semua cukup terwakili dengan sebuah sajian video menarik mengenai Duta Perdamaian dan Islam yang damai. Ilustrasi speed drawing dalam video membuat para hadirin paham materi yang akan disampaikan.
“Islam itu Rahmatan lil’alamin yang menyampaikan ajarannya dengan akhlak yang baik bukan pedang atau kekerasan,”ujar Gugum.
Sesi penutup beberapa murid dipersilahkan bertanya kepada para pembicara menyangkut paparan-paparan singkat yang telah disampaikan. Murid-murid terlihat antusias untuk mengajukan pertanyaan mereka, yang nampak dari banyaknya murid yang maju untuk bertanya.
Pemikiran-pemikiran murid-murid MA sekali lagi kembali membuat takjub, mereka sangat mengapresiasi ataupun mengkritisi berbagai pemikian juga kondisi-kondisi yang ada di Indonesia saat ini. Sebelum berpisah dan melaksanakan shalat Maghrib, tak lupa semua murid yang bertanya serta pengurus FOPULIS ikut serta berfoto bersama sekaligus berpamitan dan menutup talk show.
Kontributor : Siddika Tahira
Editor : Talhah Lukman Ahmad