“Para peserta antusias mengikuti diskusi mengenai pengorbanan. Adanya performance dari beberapa anggota di sela-sela diskusi juga menjaga semangat khuddam mengikuti jalannya acara,”
MOJOKERTO – Ribuan pemuda Ahmadiyah yang tergabung dalam Majelis Khuddamul Ahmadiyah (MKAI) dan Majelis Athfalul Ahmadiyah Indonesia (MAAI) mengikuti Ijtima Nasional yang digelar Pengurus Pusat Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia (PPMKAI) di salah satu kawasan wisata di Kabupaten Mojokerto, Kamis (5/4) hingga Sabtu (7/4).
Sadr Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia, Zaki Firdaus Syahid berujar tujuan Ijtima tahun ini untuk meningkatkan spiritualitas para peserta ijtima, terutama dalam hal pengorbanan.
“Para peserta antusias mengikuti diskusi mengenai pengorbanan. Adanya performance dari beberapa anggota di sela-sela diskusi juga menjaga semangat khuddam mengikuti jalannya acara,”
Materi mengenai pengorbanan disampaikan oleh Mln. Isa Mujahid Islam. Dalam paparannya, Mubaligh Jamaah Ahmadiyah Sindangbarang tersebut mengibaratkan pengorbanan layaknya Khuddam yang berjuang mendapatkan Lajnah.
“ Ketika LI disukai oleh beberapa khuddam, biasanya yang pengorbanannya terbaik yang diterima,” tambah Mln. Isa Mujahid Islam.
Terkait dengan tema Ijtima Nasional 2016: Kami Siap Menjadi Musi, Sadr Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia berharap generasi muda Ahmadiyah Indonesia berperan dalam gerakan Al-Wasiyat.
“Huzur mengamanatkan sesuai dengan remind dari utusannya ke Indonesia beberapa waktu lalu. Dalam beberapa tahun lagi Jemaat Ahmadiyah Indonesia diharapkan menghasilkan 5000 musi,” ujarnya.
Ijtima Nasional kali ini terasa spesial karena dihadiri Sadr Majelis Khuddamul Ahmadiyah Malaysia, Nadaussalam. Ia kagum dengan khuddam dan athfal Indonesia yang datang dari berbagai wilayah untuk mengikuti Ijtima dan berjanji akan membawa anggota khuddam Malaysia untuk mengikuti Ijtima Nasional di tahun-tahun selanjutnya.
Ia juga berpesan agar para anggota khuddam dan athfal mengirim surat kepada Khalifatul Masih, Hazrat Masroor Ahmad, atba untuk memohon doa. Menurut Nadaussalam hal tersebut penting agar Huzur mengingat para anggota khuddam dalam doanya.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/mojokerto/feed/” number=”3″]
Sempat diguyur hujan selama dua hari tidak menyurutkan peserta ijtima yang berjumlah 1486 orang untuk mengikuti lomba jasmani seperti tarik tambang dan balap karung. Hal serupa juga terlihat saat cross country di hari kedua para khuddam harus berjuang menaklukan curamnya bukit dan derasnya sungai ditambah dengan game menantang yang harus dilalui.
Pada kesempatan yang sama, Sadr Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia, Zaki Firdaus Syahid menghimbau kepada para pemuda Ahmadiyah selalu mengikuti kegiatan Ijtima setiap tahunnya.
“Para khuddam dan athfal usia 7 sampai 40 tahun mengikuti Ijtima dimanapun dan kapanpu. Baik itu bersifat nasional maupun wilayah. Insya Allah kegiatan ini bertujuan untuk kemajuan jemaat,” tandasnya.
Kontributor : Talhah Lukman Ahmad