Kamis pagi, 24 Oktober 2019 di Pendopo Wakil Bupati Kabupaten Banyumas perwakilan dari Jemaat Ahmadiyah menjadi bagian dari 27 perkumpulan dan organisasi yang diundang guna menghadiri dialog publik sebagai harmonisasi antar pemeluk agama dan kepercayaan.
Dengan momentum hari Sumpah Pemuda yang menandai ikrar persatuan dan kesatuan bangsa; dan pasca pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 memerlukan langkah-langkah nyata dari sesama anak bangsa untuk menguatkan tali persatuan.
Hidup bermasyarakat di Kabupaten Banyumas; saling berdampingan, guyub rukun saling menghormati, menghargai dan bekerjasama menjadi ciri harmonis penduduknya. Namun suasana ini tidak menjadikan setiap unsur dari masyarakat Banyumas lalai untuk menjaganya dari kemungkinan-kemungkinan terjadinya friksi di masyarakat. Perbedaan keyakinan, laju siklus penduduk migran, hingga pesatnya sistem komunikasi digital merupakan hal-hal yang diantisipasi agar pengaruh-pengaruh buruk daripadanya tidak menjadi dominan merebak di masyarakat.
Membaca situasi seperti ini, pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan politik beserta Kantor Kejaksaan Negeri menjadi fasilitator untuk melangsungkan dialog publik antar pemeluk agama dan kepercayaan.
Jemaat Ahmadiyah di Purwokerto, Banyumas yang menjadi bagian dari pihak yang diundang dalam acara tersebut diwakili oleh Muballigh Daerah Jateng 1; Nasiruddin Ahmadi, Muballigh Purwokerto Utara, dsk.; Yudhi Wahyuddin, Ketua Jemaat Purwokerto Utara; Drs. Amin Ahmadi, Ketua Jemaat Sumbang; Tarko Saleh Ahmadi, S. Sos, Wakil pengurus Amilah Purwokerto; Sukamto beserta 2 orang pengurus daerah LI Jateng 1; Any Fatmawati dan Ida Syamsiah.
Sejak awal memasuki tempat acara, tiap-tiap tamu undangan maupun penyelenggara menunjukkan sikap ramah, terbuka dan sikap saling menghargai. Saling bekerjasama, saling membantu dan semua berupaya untuk mencapai kesuksesan dari tujuan terselenggaranya acara ini demi harmonisasi putra-putri bangsa. Muballigh Daerah Jateng 1; Mln. Nasiruddin Ahmadi mendapatkan kepercayaan dari pihak penyelenggara untuk memimpin doa. Lebih lanjut, bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan; Indonesia Raya dipimpin oleh ibu Tri Yuliarsih; Ahmadi yang aktif di Purwokerto sejak lama.
Dialog publik ini diawali dengan pengantar dari dua narasumber yakni dari Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah dan dari Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia. Kedua narasumber ini mengetengahkan kondisi yang terjadi di masyarakat melalui upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga harmonisasi di masyarakat dalam kaitannya dengan perbedaan keyakinan. Meraih solusi bersama atas berbagai permasalahan hingga penyampaian informasi yang langsung dari sumbernya untuk menghilangkan prasangka dan kesalahpahaman.
Setengah bagian berikutnya yang menjadikan acara ini lebih semarak, dengan dibukanya sesi tanya jawab. Perwakilan dari tiap-tiap organisasi dan perkumpulan umat beragama dan kepercayaan turut berpartisipasi aktif menyampaikan aspirasinya demi kebaikan bersama. Perwakilan dari Jemaat Ahmadiyah di Purwokerto bahkan mendapatkan dua kali kesempatan untuk berpartisipasi dalam sesi ini. Muballigh Daerah Jateng 1; Nasiruddin Ahmadi dengan pengalaman tugas di berbagai daerah di Indonesia membagikan kisah akan pentingnya hidup harmonis dan sikap saling menghormati sesama anak bangsa di tengah keragamannya.
Kesempatan untuk sumbangsih aspirasi ini didapatkan juga oleh Muballigh Lokal Purwokerto Utara, dsk.; Yudhi Wahyuddin dengan menyampaikan pertanyaan yang mengarah pada upaya bersama untuk saling memberikan hikmah dan manfaatnya dalam bingkai kerukunan dan kesatuan sebagaimana Allah Ta’aala telah menciptakan manusia di bumi ini berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, untuk dapat saling mengenal dan berlomba dalam kebaikan.
Reportase: Mln. Yudhi Wahyuddin