Deli Serdang – Chairman Humanity First (HF) Indonesia, Kandali Ahmad Lubis meninjau Rumah Belajar (Rumbel) HF Namorambe di Gunung Kelawas, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Rabu (16/3/2022). Dalam kunjungannya, ia didampingi Vice Chairman (Ahmad Masihuddin), Staff Program (Agil Cahyo Manembah), juga Kadiv Markom dan Fundraising (Aryudi Prastowo).
Kunjungan tim HF Indonesia tersebut untuk melihat proses kegiatan belajar mengajar di Rumbel HF Namorambe secara langsung dan sebagai upaya dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Mereka pun membuat video profil Rumbel HF Namorambe, mulai dari bagaimana kegiatan proses belajar mengajar sampai interaksi dengan para orang tua murid.
Dalam sambutannya, pengelola Rumbel HF Namorambe, sekaligus Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Nasrun Aminullah Muchtar, mewakili para relawan dan orang tua murid menyatakan rasa terima kasih atas kunjungan dan perhatian dari HF Indonesia.
“Terima kasih atas kunjungan dan perhatian yang diberikan oleh Humanity First pusat ke Rumah Belajar yang ada di desa kami,” ujar Nasrun.
Menanggapi hal itu, ketika berbicara di depan para hadirin, Chairman HF Indonesia, Kandali Ahmad Lubis mengatakan bila merasa senang dapat melihat secara langsung kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang dilakukan JAI Namorambe. Ia pun mengucapkan selamat atas hal tersebut.
“Justru kami yang berterima kasih karena diberikan kesempatan untuk melihat langsung kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh JAI Namorambe, kami ucapkan mubarak,” kata Kandali.
Dalam kunjungan ke Namorambe, tim HF Indonesia pun melakukan pertemuan dengan Kepala Desa Gunung Kelawas guna menjajaki pengembangan kerjasama di bidang kemanusiaan yang lain.
Kepala Desa Gunung Kelawas, Reno Ginting ketika dijumpai di kantornya, mengapresiasi atas terbentuknya Rumbel HF Namorambe. Ia pun menyatakan kesiapannya untuk menyambut jalinan kerjasama di bidang kemanusiaan yang lain, seperti pengelolaan air bersih dan juga keperluan adanya sarana-sarana pendidikan.
“Se-Kecamatan Namorambe ini ada 36 desa dengan penduduk kurang lebih 50,000 jiwa, namun hanya memiliki sarana pendidikan 1 buah SMP Negeri. Sehingga, banyak anak-anak murid yang tamat SD harus melanjutkan sekolah ke SMP yang yang lokasinya jauh-jauh, maka dari itu perlu diperbanyak SMP swasta,” ucap Reno. (NAM)