Pontianak – Dalam rangka mempererat tali silaturahmi di Kota Pontianak, Pengurus Jemaat melakukan kunjungan kepada Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) KH. Abdul Syukur pada Kamis, (17/3/2022).
Selain sebagai Ketua FKUB Kota Pontianak, KH. Abdul Syukur memiliki sederet jabatan penting lain, diantaranya: Ketua MUI Kota Pontianak, dan Katib Syuriah PWNU Kalbar. Ia merupakan sesepuh dan juga seorang tokoh NU kelahiran Madura di Pontianak.
Kiai Syukur pun adalah pendiri Al Ijtihad, Sungai Jawi Pontianak. Bukan itu saja, di dalam dunia pendidikan ia pernah mengajar sebagai Dosen Teologi di Universitas 28 Oktober dan IAIN Pontianak.
Dalam pertemuan tersebut, Kiai Syukur menyampaikan pemahamannya terkait Ahmadiyah. Pertama kali ia mengatakan jika Ahmadiyah ada dua, yakni Lahore dan Qadian.
Selanjutnya Kiai Syukur menyatakan jika Qadian adalah kelompok yang mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad hanya sebatas waliyullah, sementara itu kelompok Lahore mengimani Mirza Ghulam Ahmad sebagai rasul. Kemudian ia pun menambahkan jika Ahmadiyah termasuk kelompok yang eksklusif.
Menanggapi pernyataan Ketua FKUB tersebut, Mubaligh JAI Pontianak, Mln. Rustandi mengatakan bahwa penyebutan terkait Qadian dan Lahore yang diungkapkan Kiai Syukur terbalik, karena yang selama ini berkembang, Ahmadiyah Qadian lah yang memiliki penafsiran bahwa pendirinya itu merupakan sosok yang memiliki derajat nabi atau rasul.
Rustandi menambahkan jika nabi yang ia maksud tentunya bukan nabi yang membawa syariat baru. Menurutnya istilah tersebut berdasar pada sebuah nubuatan Nabi Muhammad saw yang menyebutkan bahwa di akhir zaman kelak akan muncul Imam Mahdi dan Al Masih yang dijanjikan.
“Inilah yang mendasari kepercayaan kelompok Qadian terkait pendiri Jemaat Ahmadiyah, bahwa apa yang disabdakan Nabi Muhammad saw tentang Imam Mahdi dan Almasih itu akan berpangkat nabi,” ucap Rustandi.
Atas pernyataan Mln. Rustandi tersebut Kiai Syukur mengatakan bila ia pun meyakini hadits-hadits yang menyebutkan tentang kedatangan Isa Ibnu Maryam di akhir zaman.
Ketua FKUB Kota Pontianak itu lantas meminta kepada JAI untuk membuat tulisan ataupun konten video di youtube terkait penjelasan Ahmadiyah. Buku ataupun video penjelasan tersebut selanjutnya dapat diteruskan kepada masyarakat melalui FKUB.
Atas permintaan tersebut, Rustandi memberikan beberapa buku penting kepada Kiai Syukur. Buku yang dihadiahkan untuk Ketua FKUB diantaranya: Legalitas JAI, Apakah Ahmadiyah Itu? karya Hadhrat Muslih Mau’ud ra, Penjelasan Ahmadiyah karangan Mln Muhammad Shadiq bin Barakatullah, dan Sumbangsih Ahmadiyah Bagi Negeri.
Guna menindaklanjuti pertemuan tersebut, Kiai Syukur mengatakan jika dalam waktu dekat akan datang ke Ahmadiyah Pontianak dengan beberapa tokoh di FKUB dan juga akan melibatkan beberapa pengurus Muhammadiyah dan NU. (Roez)