Papua- Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) mengaku prihatin dengan sikap dan tindakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membubarkan kegiatan Jamaah Muslim Ahmadiyah beberapa waktu lalu.
“Kami dari BKAG sangat prihatin dengan sikap dan tindakan MUI Papua Barat terhadap JAI dengan membubarkan kegiatan maupun aktifitas ibadah JAI di Papua Barat seperti yang terjadi di Manokwari menggunakan aparat kepolisian, kata Wakil Ketua ll BKAG, Pdt. A. Marini sebagaimana yang dikutip oleh braind.id, Jumat (23/03).
Pdt. Marini menjelaskan pihak gereja melihat dari sisi lain bahwa sebagai anak bangsa menyayangkan jangan sampai terjadi hal seperti ini, yang bisa mengakibatian Bhinneka Tunggal Ika yang sudsh dirawat dan dijaga bersama-sama selama ini tercoreng.
“Masalah agama ini kan sangat berbahaya, maka kita harus tahu sebagai anak-abak bangsa masing-masing kita bergabung di dalam bangsa ini dan membawa perbedaan masing-masing, tapi perbedaan itu diterima, diakui dan diatur oleh bangsa ini. Jadi tidak boleh ada satu ormas yang mau mengakui kelebihannya dan kemudian mau mengatur bahkan melarang organisasi agama yang lain”, ujarnya.
Pdt. Marini mengingatkan, Polisi harus mencari tahu terlenih dahulu apa itu SKB 3 Menteri, jangan sampai akibat pembubaran yang dilakukan itu mendapat teguran dari Komnas HAM.
“Jadi mari kita atur baik sesuai pesan Presiden Jokowi bahwa jangan ada gesekan atau benturan agama. Artinya semua diberikan ruang dengan baik, karena ada undang-undang yang mengatur kita semua. Jadi mari jangan kita saling mengadu, tapi mari kita kembali kepada fungsu kita masing-masing”, ucapnya.
Sementara itu, Mubaligh Muslim Ahmadiyah Papua Barat, Mln. Basyir Hartono mengatakan, dengan sikap MUI yang seperti kami merasa kesulitan untuk berkontribusi kepada masyarakat di Papua Barat.
“kami sebagai organisasi Jamaah Muslim Ahmadiyah ingin berkontribusi untuk Papua Barat, tetapi karena sikap MUI yang seperti itu kami jadi sulit”, kata Mln. Basyir saat dihubungi warta-ahmadiyah.org Sabtu, (24/03).
Kendati seperti itu, Mln. Basyir menuturkan kita akan terus berusaha untuk berkhidmat di tanah Papua.
“Di Manokwari anggota kita ada yang menjadi Kepala Unit Darah di PMI Provinsi Papua Barat yang mengajak berbagai kalangan masyarakat termasuk dari kalangan TNI dan Polri untuk berkenan mendonorkan darahnya guna membantu masyarakat. Dan pengkhidmatan yang lainnya sudah kami lakukan”, ujarnya.