PADANG – Jumat (30/10) Jemaat Muslim Ahmadiyah Cabang Padang mengadakan Gerakan Donor Darah Nasional (GDDN) di tengah Pandemi Covid-19.
Terhitung sudah tiga kali donor darah dilakukan selama pandemi yakni pada bulan Mei, Agustus dan Oktober ini.
Donor darah seperti biasa dilakukan di Masjid Mubarak Padang seusai salat jumat. Hal ini rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali dan bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Padang.
Pendonor yang mendaftar sebanyak 19 orang dan yang dapat terambil darahnya 16 orang.
Dokter Kim selaku penanggung jawab PMI Kota Padang menjelaskan bahwa syarat utama berat badan calon pendonor yang biasanya 45 kilogram berubah menjadi 48 kilogram. Hal ini dikarenakan kantong darah kecil tidak lagi digunakan.
“Kantong darah kecil tidak lagi dipakai, jadi standar berat badan harus naik. Tapi selain itu, semua syarat masih sama,” jelasnya.
Donor darah di tengah pandemi terlihat berbeda pada hari-hari biasanya. Antusiasme memang terlihat berkurang dikarenakan masih dalam masa pandemi, yang juga harus mengikuti protokol kesehatan.
“Biasanya banyak orang yang mengantri, mungkin orang takut keluar atau memang ada alasan lain,” ucap Kim.
Donor darah secara rutin merupakan bentuk nyata kontribusi Anggota Ahmadiyah Padang terhadap kemanusiaan di kota kelahirannya.
Meskipun di tengah pandemi seperti ini, tidak mempengaruhi niat baik untuk kemanusiaan dengan memperhatikan protokol kesehatan seperti kursi yang disusun berjarak satu meter, menggunakan masker dan mencuci tangan.
Pengurus Ahmadiyah Cabang Padang sangat mengapresiasi antusiasme anggota yang ikut mendaftar, baik yang diterima ataupun tidak. Seperti yang dijelaskan oleh Mukhlis selaku Ketua Jemaat Ahmadiyah Cabang Padang.
“Semua anggota yang mendaftar kami catat dan kami laporkan ke pusat, ini satu bentuk apresiasi terhadap antusiasme anggota,” ujar Mukhlis.
Jadwal GDDN Cabang Padang tidak sama dengan yang ditentukan oleh Pusat Jemaat Ahmadiyah. Hal ini disebabkan pelaksanaan donor darah menyesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan PMI Kota Padang.
“Sulit untuk mengikuti jadwal pusat, sebab PMI Padang punya jadwal sendiri,” terangnya.
Kontributor: Ama
Editor: Hajar Ummu Fatikh