Jumat, (6/3/2020). Ahmadiyah Manislor dan Kuningan berkunjung ke Mapolres Kuningan dalam rangka bersilaturrahmi kepada Kapolres Kuningan yang baru.
AKBP Lukman Syafrie Dandel Malik SIK menjabat Kapolres Kuningan menggantikan AKBP Iman Setiawan, SIK yang mendapatkan tugas baru sebagai Kapolres Kota Tangerang Selatan.
Dalam pertemuan tersebut Kapolres menyampaikan permohonan maaf karena kedatangnya yang sangat terlambat sehingga rombongan harus menunggu cukup lama. Beliau menceritakan bahwa salah satu agendanya adalah mengadakan jumat keliling.
Kapolres menyebutkan bahwa beliau baru bertugas di Polres Kuningan sekitar 15 hari. Dalam waktu 3 bulan pertama programnya adalah harus sudah tahu seluruh desa di kabupaten kuningan. Beliau pun sudah bertemu dengan pengurus NU dan beberapa kiayi. Dari pertemuan itu beliau menyimpulkan bahwa pendirian NU adalah satu garis dengan pemerintah yaitu NKRI harga mati. Bahkan pengurus NU menjelaskan sudah berkomunikasi baik dengan Ahmadiyah Manislor. Begitu pun para kiayi tidak mempermasalahkan keberadaan Ahmadiyah.
Kapolres yang pernah bertugas dalam pasukan perdamaian PBB di Sudan dan sebelumnya menjabat sebagai Danyon B pelopor SatBrimob Polda Metro Jaya ini menceritakan bahwa beliau sempat melakukan studi kasus penyerangan terhadap markas JAI di parung tahun 2005 silam dan insiden cikesik.
Menurutnya peristiwa itu terjadi karena ada kesan dari pihak JAI yang seolah ‘show force’ sehingga menyulut emosi massa. Walaupun analisa beliau tidak sepenuhnya benar dan langsung tim luruskan.
Selain itu satu hal yang digaris bawahi adalah bahwa Kepolisian adalah alat negara yang akan melindungi semua dan selalu berdiri di tengah. Oleh karenanya Ahmadiyah pun akan selalu dilindungi. Apalagi dengan adanya SKB. Terkecuali seperti HTI, organisasi yang sudah dilarang dan dibubarkan oleh pemerintah. Beliau mengatakan sedikit banyak sudah memantau dan mempelajari Ahmadiyah. Kapolres menyebutkan bahwa Ahmadiyah jaringannya bersifat internasional. Namun ketika disebutkan bahwa naik hajinya bukan ke Mekkah tapi ke Qadian, pernyataan tersebut langsung tim bantah.
Di akhir, AKBP Lukman berpesan supaya pihak JAI tetap koordinasi dengan kepolisian dan upayakan tidak melakukan kegiatan yang sifatnya mencolok.
Rusdi Sriwiyata sebagai kuwu Desa Manislor mengawali pembicaraan. Beliau berkomitmen akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga situasi Manislor tetap kondusif. Karenanya beliau akan terus berkoordinasi dan mendukung langkah kepolisian.
Yusuf Ahmadi, Ketua JAI Manislor selanjutnya memperkenalkan satu persatu tim yang ikut. Beliau menceritakan sekilas sejarah JAI di Manislor yang sudah ada sejak tahun 1954 dan kiprah jaringan silaturahim ke berbagai pihak terutama pada tahun 2010 hingga saat ini.
Hal senada ditambahkan oleh Nurhalim sebagai ketua Jemaat yang lama. Bahwa Ahmadiyah Manislor terus menguatkan jaringan silaturahim ke berbagai pihak termasuk ke 60 ponpes serta para kiayi termasuk pimpinan ormas. Sehingga sejak saat itu sampai sekarang tidak ada lagi penyegelan mesjid. Justru sekarang banyak tamu berdatangan ke Manislor yang ingin mengenal Ahmadiyah. Baik dari kalangan akademisi, Kampus, Ormas, LSM, Ponpes, Komunitas dan lain-lain.
Mln Irfan, Mubda Jabar-10 menambahkan bahwa Ahmadiyah adalah satu-satunya organisasi Islam yang menerapkan sistem kekhalifahan. Namun berbeda dengan kekhalifahan versi HTI yang bersifat politis dan ingin mendirikan negara dalam negara. Sementara Khilafah Ahmadiyah berfungsi sebagai pimpinan rohani di seluruh dunia dan tidak ada kaitannya dengan politik. Justru Khalifah Ahmadiyah terus menyerukan kepada seluruh ahmadi di 213 negara untuk mensyiarkan Islam yang damai, Islam Rahmatan lil Alamin dan senantiasa patuh serta ta’at kepada pemeritah di manapun berada sebagai bagian daripada iman.
Kemudian disebutkan juga kontribusi JAI ketika zaman kemerdekaan antara lain jasa WR suprtaman sebagai pencipta lagu Indonesia Raya dan Arif Rahman Hakim sebagai pahlawan Ampera. Lantas disinggung juga soal kontribusi sosial JAI untuk bangsa dan negara seperti aksi sosial donor darah dan donor kornea mata.
Terakhir, Ketua Jemaat Manislor menyerahkan cinderamata kepada Kapolres berupa beberapa buah buku. Buku-buku yang dihadiahkan yaitu : Tuhan di abad 21, Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian, Apakah Ahmadiyah, Jawaban JAI depan komisi VIII DPR RI, Legalitas hukum JAI, Susunan kepengurusan, 10 syarat baiat dan brosur-brosur.
Kontributor: Mln. Irfan Maulana