Makassar – Dalam rangka meningkatkan Moderasi beragama di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan, kementrian agama melalui BRIN (Badan Riset dan Inovasi nasional) kembali mengadakan FGD (Fokus Grup Diskusi) dengan mengundang tokoh-tokoh dari berbagai komuntias keagamaan diantaranya adalah Ahmadiyah,Wahdah Islamiyah, Ijabi, ex HTI, Budha, Konghuchu, Advent, katolik dan beberapa tokoh aliansi penggiat Toleransi beragama lainnya.
Tema diskusi yang diusung adalah “ mengelola dialog antar agama: menata ulang Gerakan toleransi masyarakat civil di Indonesia. FGD ini dilaksanakan di Joulin Hotel Makassar pada hari kamis 30 Juni 2022 pkl 12.00 – 18.00 wita. Dalam FGD ini, BRIN meminta agar masing-masing peserta dapat memberikan pandangan serta masukan dalam upaya peningkatan moderasi agama di Sulawesi selatan termasuk dari perwakilan Ahmadiyah.
Adapun pandangan dari Ahmadiyah adalah pertama-tama pemerintah harus memperbaharui Regulasi yang ada yang bersifat diskriminatif. Aparat atau pejabat, harus bersikap netral sebagai pejabat public, bukan sebagai individu yang memiliki keyakinan tertentu. Perbanyak ruang perjumpaan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, aparat atau tokoh agama dan masyarakat dengan posisi setara sebagai warga negara, dan lain-lain.
Sebelum menutup FGD yang telah berlangsung selama kurang lebih 5 jam tersebut, penyelenggara menyampaikan bahwa semua usulan dari peserta akan menjadi bahan kajian dari BRIN Kementrian agama untuk membuat formulasi terbaik moderasi beragama yang akan diterapkan kementrian agama kedepannya.
Kontributor : Nazir Mubarak