“Sudah 13 tahun kami bersujud di RDG (Rumah Dinas Guru), dan akhirnya sekarang kami punya Shalat Center”
Kosinggolan, (01/12/2019). Hari ini merupakan hari yang sangat berkesan untuk Lajnah Sulawesi Utara karena untuk pertama kalinya kami mengadakan kegiatan daerah di cabang Kosinggolan.
Mulai pukul 07.00 WITA beberapa sepeda motor dan mobil berdatangan. Para peserta penataran turun dari kendaraan dan memandang jauh ke sekeliling area.
Terhampar lahan seluas 1 hektar yang terlihat seperti baru diratakan oleh alat berat. Ada beberapa bagian yang sudah diratakan dan bagian lainnya masih merupakan bukit-bukit yang sangat alami. Tak ada bangunan permanen apapun disana. Hanya satu bangunan kayu mentah beratapkan seng dan dua MCK darurat berukuran 1,2×1,4 meter yang juga berdinding kayu.
Suara gemericik air mengalir menyusuri selokan. Airnya sangat jernih dan menyejukkan pandangan. Di sekitar rumah kayu terlihat material bangunan seperti bata merah, batu, kayu dan pasir.
Para peserta disambut dengan senyuman khas Tuan Rumah. “Selamat datang di Kampung rasa Kebun. Mohon maaf apabila tempat ini sangat sederhana,” ujar tuan rumah yang disambut dengan tawa ringan orang-orang yang mendengarnya.
Kami pun memulai hari dengan sarapan dan masuk ke dalam ruangan kayu berukuran 7×8 meter. Layaknya orang yang baru datang, saat masuk pandangan pun berkeliling ke seluruh sudut ruangan. Inilah ‘Shalat Center’ diatas lahan milik Jemaat Kosinggolan. Sangat sederhana dan unfinished
Acara Penataran Pengurus LI pun dimulai pukul 09.00 WITA oleh Ketua Daerah Sulawesi Utara. Setelah Rangkaian acara pembukaan, dilanjutkan dengan Amanat Sadr LI Indonesia, kemudian penyampaian Agenda MSN 2019-2020 oleh Ketda, acara berlanjut dengan Pembahasan Kelompok Mal dan Tarbiyat yang disampaikan oleh Sekum dan Waketda secara bergiliran.
Setelah Ishoma, acara dilanjutkan dengan penyampaian Kelompok Tabligh oleh Auditor Pengda. Setelah diskusi interaktif dan coffee break, acara dilanjutkan dengan materi Kepemimpinan dan Komunikasi yang sehat. Para peserta nampak antusias dan ceria ditandai dengan tawa renyah yang memenuhi ruangan saat membahas materi komunikasi.
Ada 27 Pengurus Cabang dan 4 Pengurus Daerah yang hadir pada Penataran kali ini. Mereka datang dari 4 cabang yaitu cabang Kotamobagu, Konarom, Lolak, dan Kosinggolan. 3 cabang lainnya sudah mengikuti Penataran via Webinar sehingga tidak hadir bersama-sama dengan kami.
Yang tentunya sangat berkesan dalam penataran kali ini ialah cerita yang kami peroleh dari Tuan Rumah. Saya ingat saat kami meminta Kosinggolan menjadi Tuan Rumah, kami paham betul dengan segala keterbatasannya. Sehingga kami tidak memaksa Kosinggolan agar menerimanya. Namun, diluar dugaan mereka menerimanya. Dalam penyampaian kesan dan pesan, Ny. Safriani Tajeb atau biasa disebut ‘Bu Rini’ mewakili tuan rumah menyampaikan motivasi yang sangat menggugah kami semua.
Jemaat Kosinggolan berdiri tahun 2015, namun sebelumnya sudah lebih dari 10 tahun anggota disana melaksanakan Shalat di Rumah Dinas Guru yang ditempati oleh anggota yang berprofesi sebagai Kepala Sekolah Dasar. Bahkan dalam 3 tahun terakhir, semua kegiatan berpusat di RDG. Dengan segala keterbatasan ekonomi, mereka meluangkan waktu dan tenaga di hari Sabtu dan Minggu.
Bermula dari uang 350.000 Rupiah dan bahan masakan yang mereka kumpulkan, dibentuklah tim memasak dan hasil masakannya dijual pada hari Minggu. Masing-masing orang ambil bagian dalam berjualan dan berkeliling di desa-desa sekitar. Adapun hasil penjualannya sepenuhnya diberikan untuk pembangunan Shalat Center.
Dan dengan Karunia Allah Ta’ala, Penataran Pengurus Cabang bisa terlaksana di Cabang Kosinggolan. Para Lajnah memiliki kontribusi yang besar dalam menggerakkan pembangunan meskipun dengan jumlah anggota yang hanya bisa dihitung jari dan keadaan ekonomi yang sangat terbatas.
Dorongan dari hati kecil yang ingin punya tempat sendiri dan ingin memperlihatkan wajah Ahmadiyah yang penuh wibawa perlahan mulai terwujud dalam bentuk bangunan sederhana ini. Walaupun kecil, belum permanen, serba darurat, namun terasa sangat nyaman karena ini milik kita sendiri. Home Sweet Home, Rumahku Surgaku, inilah yang dirasakan oleh Jemaat Kosinggolan saat ini.
RDG kini menjadi kenangan yang kelak akan disampaikan kepada generasi selanjutnya. Kisah yang dibagikan ini menjadi cerita yang berkesan bagi kami khususnya Lajnah Sulawesi Utara karena kegiatan Lajnah adalah kegiatan daerah pertama yang dilaksanakan di cabang Kosinggolan.
Semoga semangat pengorbanan Lajnah Kosinggolan bisa dijadikan contoh bagi kita semua untuk mewujudkan mimpi besar kita menjelang 100 tahun Ahmadiyah Indonesia. Aamiin
Kontributor : Ny. Mumtazah Akhtar (Sulawesi Utara)