Gambia atas rahmat Allah SWT, akan merayakan ulang tahun kemerdekaan emasnya pada Rabu 18 Februari 2015. Hal ini berarti telah lima puluh tahun sejak Gambia merdeka dari kekuasaan Inggris.
Sebagaimana merayakan hari yang penting itu dalam sejarah kita, kita harus merenungkan beberapa kebajikan yang mempersatukan kita sebagai bangsa.
Terlepas dari perbedaan etnis, ras, atau agama, kita harus berusaha untuk mendukung kebajikan tersebut. Gambia terkenal atas perdamaian dan stabilitasnya; selama lima puluh tahun terakhir setelah merdeka dari penjajahan, kita selalu berada di bawah sinar matahari perdamaian, kasih sayang dan kestabilan. Kita harus memastikan bahwa tidak ada apapun membahayakan kebajikan itu. Hal ini hanya dapat dicapai jika kita mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi kita.
Nabi Muhammad Mustafa (saw), khataman nabiyyin bersabda bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Hal ini harus menjadi prinsip bagi setiap warga negara di semua negara, Muslim atau non-Muslim.
Kita juga harus merenungkan, baik secara perorangan ataupun bersama-sama, apa kontribusi kita terhadap pembangunan sosial-ekonomi negara dalam lima puluh tahun terakhir dan apa kontribusi kita di masa yang akan datang. Mari kita pertama-tama memikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk negara kita; bukan apa yang negara dapat lakukan untuk kita karena jika kita bekerja dengan tulus dan penuh dedikasi untuk negara, kita akan memperoleh manfaat. Marilah kita tulus dalam semua urusan kita untuk membangun bangsa yang sehat. Kebangsaan tidaklah berarti tanpa tanpa komitmen tulus, dedikasi, dan pelayanan tanpa pamrih dari warga untuk pembangunan nasional. Warga negara harus selalu mengisi waktu mereka dengan kegiatan usaha yang bermanfaat. Kemalasan merupakan penyakit dan semua agama, khususnya Islam, telah mengutuknya dengan keras. Kemalasan menghancurkan daya hidup dan stamina kemajuan suatu bangsa. Hasil kemalasan individu mengakibatkan cacat suatu lembaga sehingga runtuh seluruh sistem termasuk bangsa.
Jamaah Muslim Ahmadiyah , dihidupkan oleh pelayanan kepada Allah SWT dan pelayanan kepada sesama maklhluk, selalu akan memberikan kontribusi dengan rendah hati untuk pembangunan nasional. Pada 18 Februari 1965, yaitu hari ini 50 tahun, Amir Jamaah Muslim Ahmadiyah Gambia , Maulana Ghulam Ahmad Badhomalhi, juga memimpin doa Muslim selama perayaan di MacCarthy Square.
Jamaah Ahmadiyah Gambia sejak itu menjadi mitra dalam pembangunan. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan cinta dan ridha Allah SWT.
Dengan kasih karunia Allah SWT, Jamaah Muslim Ahmadiyah Gambia akan terus selalu bekerja sama dengan Pemerintah dalam pembangunann moral, spiritual dan sosial-ekonomi tanah air yang kita sayangi dan kita cintai, Gambia.
Pada kesempatan yang berbahagia dan bersejarah ini, kita menyatakan ucapan selamat dan doa kami kepada Yang Mulia Presiden Republik Gambia, Sheikh Profesor Alh. Dr Yahya A.J. J. Jammeh dan seluruh negeri. Kami telah mengumumkan untuk melaksanakan sholat dan do’a di masjid di seluruh negeri untuk acara besar ini.
Semoga Allah SWT memberkati dan memberi kesuksesan pada semua aspek perayaan Golden Jubilee dan semoga Dia menurunkan nikmat tak terbatas dan terpilih-Nya dan memnberi karunia karunia pada negeri ini dan mengizinkan kita untuk menghargai dan menikmati ada perdamaian, keamanan dan stabilitas.
Ya Allah SWT, pada kesempatan yang baik ini, turunkanlah Rahmat-Mu, kasihanilah dan lindungilah negara yang kita sayangi dan cintai, Gambia dan orang-orangnya. Ameen.
Sumber : allAfrica