Bogor – Peneliti di bidang ilmu sosial, budaya dan kajian agama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani, menyampaikan pandangannya mengenai Ahmadiyah pada acara Sarasehan Wawasan Kebangsaan pada 31 Agustus 2024 di Gedung Serbaguna Baitul Afiyat, Parung, Bogor.
Acara Sarasehan Wawasan Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Jemaat Muslim Ahmadiyah Indonesia ini mengundang berbagai tamu dan tokoh bangsa untuk menjadi Narasumber dalam acara tersebut, salah satunya adalah Prof.Najib Burhani.
Dalam pidato kebangsaannya, yang bertajuk ‘Ahmadiyah dan Penguatan Nation Building di Indonesia’, Prof. Najib mengutarakan empat hal terkait dengan peran Ahmadiyah dalam penguatan Nation Building, salah satunya adalah tentang keterlibatan Ahmadiyah dalam perjuangan kemerdekaan atau semasa revolusi di Indonesia.
“Terkait dengan peran Ahmadiyah di masa revolusi kemerdekaan, saya ingin memulai dengan mengutip anjuran Khalifah Ahmadiyah agar semua pengikut gerakan ini melaksanakan puasa Senin-Kamis selama dua bulan, yaitu pada September dan Oktober 1945, sebagai bentuk dukungan atas kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945.” ungkap Prof. Najib.
Ia menitikberatkan pada makna dari anjuran puasa Senin-Kamis yang dilakukan oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah Indonesia pada masa kemerdekaan adalah sebagai bentuk dukungan spiritual yang tersambung dengan harapan dan doa kepada Tuhan demi keberhasilan perjuangan kemerdekan Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa kemerdekaan itu bukan hanya sebagai peristiwa yang mundane atau manusiawi, tapi juga sebagai “berkat rahmat Tuhan yang maha kuasa”, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yang tanpanya maka kemerdekaan itu tak akan terwujud.
Acara Sarasehan Wawasan Kebangsaan adalah acara bertema kebangsaan yang diinisiasi oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah Indonesia yang bertujuan untuk membuka ruang diskusi dan pertemuan antar elemen masyarakat untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan.