Ia menjelaskan bahwa dalam menjalin rabtah dengan masyarakat perlu melakukan observasi terlebih dahulu dengan cara banyak melihat dan mendengar tapi sedikit bicara, dan hendaknya kita pun senantiasa bersikap bijaksana karena kita diciptakan dengan beragam perbedaan. Perbedaan suku bangsa, dan lain-lain.
BOGOR – Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Jamiah Ahmadiyah Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila, Rabu (1/6). Acara yang diselenggarakan di meeting room Kampus Mubarak, Kemang Bogor ini mengundang Juru Bicara Jamaah Ahmadiyah Indonesia, Yendra Budiana sebagai Pembicara.
Bertindak sebagai moderator dalam acara ini adalah Iman Mubarak Ahmad, Muntazim Studium General Jamiah Ahmadiyah Indonesia. Kemudian acara dibuka dengan Tilawat Al-Qur’an oleh Zafrullah Tahir Lakoro dan Pembacaan Qoshidah oleh Ahmad Hasan Buton.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/jamiah-ahmadiyah-indonesia/feed/” number=”3″]
Di awal acara, Moderator menyampaikan sejarah singkat hari lahirnya Pancasila.
“Jika kita mundur 71 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 1 Juni 1945, Presiden RI Ir. H. Soekarno menyampaikan Pidato Lahirnya Pancasila dalam Sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan. Tepat hari ini, di Bandung, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo menetapkan bahwa 1 Juni adalah Hari Lahir Pancasila. Jadi, semoga pemaparan yang akan diberikan oleh Pembicara dapat menginspirasi kita untuk melakukan hubungan dengan masyarakat sesuai dengan Ajaran Islam dan nilai-nilai luhur Pancasila,” ujarnya.
Ferdy Ataaul Islam sebagai Ketua KBM Jamiah Ahmadiyah Indonesia pun memberikan Kata Sambutan dalam acara ini, yang kemudian acara langsung diserahkan kepada Pembicara untuk menyampaikan pemaparan mengenai cara-cara yang indah dalam menjalin hubungan dengan masyarakat.
Yendra Budiana memulai pemaparan dengan mengatakan bangga dan tersanjung dapat hadir di tengah-tengah mahasiswa Jamiaah.
“Sebuah keistimewaan bagi saya bisa berbicara di depan Mahasiswa Jamiah Ahmadiyah Indonesia,” aku pria yang menjabat juru bicara Jamaah Ahmadiyah Indonesia ini.
Ia menjelaskan bahwa dalam menjalin rabtah dengan masyarakat perlu melakukan observasi terlebih dahulu dengan cara banyak melihat dan mendengar tapi sedikit bicara, dan hendaknya kita pun senantiasa bersikap bijaksana karena kita diciptakan dengan beragam perbedaan. Perbedaan suku bangsa, dan lain-lain.
Lebih lanjut, pembicara menyampaikan bahwa kita hendaknya selalu ingat bahwa fitrah manusia adalah sebagai makhluk sosial yang selalu ingin diakui, dicintai, berbagi dan axis, maka dari itu diperlukannya komunikasi yang baik. Cara bicara dan sikap kita pun sangat menentukan dalam menjalin hubungan bermasyarakat. Ia menegaskan bahwa kita tidak boleh melupakan kultur yang ada di tengah Bangsa ini, seperti selalu bersikap ramah dengan menyampaikan ucapan salam yang baik, memperlihatkan senyum yang indah dan bersalaman erat yang menunjukan persahabatan.
Di akhir acara, Beliau berpesan kepada Mahasiswa Jamiah Ahmadiyah Indonesia agar menjadi Pelopor Perubahan, yang selalu memiliki sifat sabar, komitmen, percaya diri dan selalu bersemangat.
Acara pun ditutup dengan Penyerahan Plakat Kenang-Kenangan oleh Ketua KBM Jamiah Ahmadiyah Indonesia kepada Juru Bicara Jamaah Muslim Ahmadiyah Indonesia dan sesi foto bersama.
Kontributor : Iman Mubarak Ahmad Al-Syiribuni
Editor : Talhah Lukman Ahmad