Kronologi Penurunan Bendera Merah Putih di Masjid Istiqamah Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Kota Banjar, Jawa Barat
Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah momen penting dan bersejarah bagi Bangsa Indonesia. 17 Agustus pun ditetapkan sebagai hari lahirnya Bangsa Indonesia.
HUT RI ke-70, yang jatuh pada 17 Agustus 2015, diperingati Bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merouke, dengan upacara dan pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih. Gapura-gapura kemerdekaan dibuat, bendera merah putih dikibarkan dihalaman-halaman kantor pemerintah, masjid, gereja, vihara, dan ramah masyarakat, berbagai lomba dan acara diselenggarakan, sebagai ugkapan kegembiraan dan syukur atas kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan Soekarno-Hatta, 17 Agustus 1945.
Jemaat Ahmadiyah Indonesia Kota Banjar, Jawa Barat, sebagai bagian dari warga masyarakat Bangsa Indonesia, juga tidak ketinggalan memperingati HUT RI ke-70. Sebagaimana warga masyarakat yang lain, warga Jemaat Ahmadiyah Indonesia Kota Banjar mengibarkan Bendera Merah Putih dihalaman Masjid yang mereka miliki.
Namun, pada hari Rabu (19/8) malam, tiga buah bendera yang dipasang warga Jemaat Ahmadiyah Indonesia Kota Banjar diturunkan jajaran Kepolisian Resort Kota Banjar, dengan kronolgi, sbb:
- Dalam rangka menyambut HUT RI ke-70, Dindin, Rukman, dan Dadan, tiga orang warga Jemaat Ahmadiyah Indonesia Kota Banjar, Rabu (12/8) membersihkan halaman Masjid Istiqamah yang sudah 4 tahun tidak digunakan karena dinyatakan status quo oleh Pemerintah Kota Banjar. Ketiga orang tersebut membabad rumput, mengecat putih pagar bambu, dan kemudian memasang 9 buah Bendera Merah Putih di area Masjid Istiqamah. 6 buah Bendera dipasang dipagar bambu halaman masjid, dan 3 buah diatas dak Masjid.
- Rabu (19/8) malam, sekitar pukul 22:00, Yunus (Ketua Jemaat Ahmadiyah Indonesia Kota Banjar) menerima telepon dari Rosidi (Kasat Intel Polres Kota Banjar). Diujung telepon, Rosidi berkata: “Pak Ustaz, bendera yang tiga itu saya turunkan sekarang….”. “Kenapa pak Bendera diturunkan?”, tanya Yunus. “Orang FPI ngomong bae”, jawab Rosidi (Kasat Intel Polres Kota Banjar). Rosidi juga memberitahukan: “tiga buah bendera yang diturunkan ada di kantor saya dan bisa diambil”, kata Rosidi kepada Yunus. Terkahir, Rosidi juga meminta Yunus supaya menurunkan 6 bendera lainnya yang masih terpasang di areal halaman Masjid.
- Menurut Dadan, saksi mata, Rabu (19/8) malam, puluhan massa FPI berkerumun di Masjid Istiqamah. Mereka datang didampingi beberapa personil kepolisian. Dadan tidak tahu apa yang dibicarakan massa FPI dan Polisi. Tetapi, tampaknya, setelah mendapat tekanan massa FPI – seperti diakui Rosidi, Kasat Intel: “Orang FPI ngomong bae”, akhirnya kepolisian menurunkan tiga Bendera Merah Putih yang dipasang warga Ahmadiyah Kota Banjar, yang kemudian diberitahukan Rosidi (Kasat Intel), kepada Yunus (Ketua Ahmadiyah Kota Banjar).
- Kamis (20/8), Dedi Mulyadi (warga Jemaat Ahmadiyah Kota Banjar) janjian bertemu Dedi (Kanit Intel Polres Banjar) di Rumah Makan Beti, Cipadung, Kota Banjar. Pertemuan berlangsung sekitar pukul 19.00 hingga pukul 21.00 WIB. Dedi (Kanit Intel Polres Banjar), menyampaikan kepada Dedi Mulyadi, (warga Jemaat Ahmadiyah Kota Banjar), yang menurunkan tiga buah bendera di dak Masjid Istiqamah adalah anggota Polsek Pataruman. Menurut Dedi, penurunan bendera merupakan inisiatif kepolisian, demi keamanan.
Sekilas Info Tentang Masjid Intiqamah Jemaat Ahmadiyah Kota Banjar:
Masjid Istiqamah Jemaat Ahmadiyah Kota Banjar, sudah 4 tahun tidak digunakan Jemaat Ahmadiyah Kota Banjar, karena ditutup Pemerintah Kota Banjar dan dinyatakan status quo oleh Pemkot Banjar.
Akhir tahun 2014, masjid istiqamah dirusak massa tak dikenal: genting-genting diturunkan, langit-langit dijebol dan beberapa kaca jendela pecah dilempari batu.
Kasus perusakan Masjid tersebut telah dilaporkan ke Polres Banjar. Namun, hingga saat ini, Polisi belum berhasil mengungkap dan menangkap pelaku perusakan tersebut.
Banjar, 21 Agustus 2015
Salam,
Firmansyah
Syaeful Uyun
NEGARA BELUM MERDEKA, MASIH DIJAJAH FPI.
Benar apa kata Bung Karno bahwa sulit untuk melawan penjajah dari dalam negeri daripada penjajah dari luar negeri karena mayoritas penduduk Indonesia sulit diajak maju
Itu polisinya pake bh ja klo takut fpi, barang siapa pejabat yg menutup tempat ibadah, mendagri segera memecatnyA
harus di ingat menurunkan pasti ada alasannya, apa lg polisi pasti punya argumen kuat