Sitara Brooj Akbar pemegang rekor IELTS sedang berjuang mencari Universitas karena umurnya masih terlalu muda. (Baca : Sitara Brooj Akbar seorang remaja Ahmadi memecahkan rekor IELTS)
Sitara Brooj Akbar pindah dari Rabwah ke Uni Emirat Arab tahun lalu setelah memecahkan rekor IELTS.
Dia adalah murid termuda yang mencapai nilai tertinggi Band 9, International pada ujian English Language Testing System . IELTS Band 9 memenuhi syarat sebagai seorang “pengguna ahli” bahasa Inggris dan dianggap “dapat menggunakan bahasa Inggris secara : tepat, akurat dan fasih dengan pemahaman yang lengkap”.
Universitas terkemuka di Amerika Serikat dan Inggris, termasuk Harvard, Yale, Oxford dan Cambridge, hanya memerlukan nilai IELTS Band 7 – tapi Sitara belum cukup umur untuk mendapatkan visa.
“Universitas-universitas tersebut tidak dapat mensponsori mahasiswa atau menawarkan visa pelajar jika mereka masih berumur di bawah 18 tahun. Ada pembatasan usia pada mahasiswa karena peraturan visa,” katanya.
Pemecahan rekor Sitara dimulai pada usia 9 tahun, ketika menjadi yang termuda di Pakistan lulus O-level kimia. Pada usia 10 tahun, dia memecahkan rekor dunia dengan pada O-level Biologi.
Dia lulus O-level untuk bidang studi bahasa Inggris, fisika dan matematika di usia 11 tahun, dan menjadi anak termuda di dunia yang lulus O level di lima bidang studi. Dia kemudian duduk di A level pada usia 13 tahun.
Yang lebih mengagumkan, Sitara mencapai sukses ujian tersebut tanpa mengenyam bangku sekolah sejak kelas tiga.
“Orang tua saya menyadari bahwa saya tidak bisa belajar di dalam lingkungan belajar sekolah tradisional, sehingga mereka memilih untuk belajar di rumah, “katanya.
“Saya menghabiskan sebagian besar studi saya dengan duduk di rak di dapur sementara ibuku sedang memasak.”
Tapi biaya kuliah yang tinggi di luar kemampuan keluarganya, dan peraturan visa berarti dia tidak bisa belajar di luar negeri.
“Saya telah mendaftar ke semua universitas terkemuka di Amerika Serikat dan Inggris, tetapi mereka merespon dengan satu kalimat: bahwa mereka sangat terkesan dengan prestasi akademis saya tapi saya terlalu muda untuk mendapatkan visa pelajar,” kata Sitara.
The British Council UEA mencoba untuk membantu. “Meskipun track record pendidikan Sitara sangat luar biasa , usia yang terlalu muda menjadi kendala,” kata Faraz Waqar, kepala pemasaran dan komunikasi.
“Program Sarjana di Inggris dan di seluruh dunia saat ini tidak menerima orang semuda dia. Kami di British Council akan mencoba yang terbaik untuk membimbing dan membantu Sitara menuju tujuan pendidikan yang diinginkan. Kami tidak bisa menjamin, kami hanya bisa berusaha.”
“Kami berharap yang terbaik untuk masa depannya yang cerah. Dia pantas didukung setelah semua upaya dan perjuangannya. ”
Ambisi Sitara adalah menjadi seorang peneliti bidang biokimia. “Ada banyak misteri yang belum terpecahkan dan banyak obat belum ditemukan; Saya ingin berkontribusi untuk kemanusiaan melalui ilmu pengetahuan. “Ayahnya mengatakan mereka pindah ke UEA agar Sitara bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik.
“Tapi kita sekarang kami sadar bahwa mencari pendidikan yang lebih tinggi di UAE lebih mahal daripada Eropa atau Amerika Serikat,” kata Mohammed Akbar Bhutta, 43, seorang manajer pembelian sebuah perusahaan swasta. Dia mengatakan karena alasan keamanan dia tidak bisa mengirim putrinya ke universitas di Pakistan.
“Ini bukan hanya tentang kendala usia. Di Pakistan, keamanan merupakan tantangan besar. Dan saya tidak bisa mengirim anak saya ke universitas di Pakistan dengan rasa takut yang mengancam jiwa, “kata Bhutta. Dia mendidik kelima anaknya di rumah.
“Kami telah kehilangan kepercayaan pada sistem pembelajaran sekolah tradisional. Mereka tidak memberikan perhatian individual kepada setiap anak dan tidak mengajar mereka sesuai dengan bakat dan keterampilan khusus mereka, “katanya.
Dia khawatir Sitara membuang-buang waktu karena kendala usia. “Ini sangat menyakitkan untuk melihat kesedihan dan kerugian waktunya,” katanya.
Sumber : Pakistan’s 15-year-old record-breaker struggles to find university place