Tangerang — Jemaat Muslim Ahmadiyah memperkenalkan keindahan ajaran Al-Qur’an melalui program penerjemahan Al-Qur’an ke dalam 100 bahasa utama dunia. Hingga saat ini, lebih dari 70 bahasa telah diterjemahkan sebagai upaya memperluas pemahaman ajaran Islam di seluruh dunia.
Hal ini disampaikan oleh Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Zaki Firdaus Syahid, S.T., M.T., dalam sambutannya pada pembukaan Seminar Al-Qur’an, Musabaqah Tilawatil Qur’an, dan pameran Al-Qur’an yang menjadi rangkaian kegiatan Tasyakur 100 Tahun Jemaat Muslim Ahmadiyah Indonesia, di Masjid Mahmudah, Tangerang, Sabtu, 8 November 2025.
Dalam pidatonya, Amir Nasional menyatakan, “Al-Qur’an merupakan karunia terbesar dan juga mukjizat terbesar Allah SWT yang telah diturunkan kepada umat manusia. Al-Qur’an menjadi sumber karunia, sumber ilmu, dan juga pedoman kita semua umat Muslim sampai dengan akhir zaman.”
Ia mengutip Surah Al-Ma’idah:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu bagimu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Kuridhoi Islam sebagai agamamu.”
Menurutnya, Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT dan satu-satunya agama yang mengklaim kesempurnaannya. “Selain Islam, tidak ada agama-agama lain di dunia ini yang membuat klaim bahwa agamanya sudah sempurna,” ujarnya.
Baca selengkapnya: Amir Nasional: Al-Qur’an Sumber Kemajuan Umat Manusia di Akhir Zaman
Bapak Zaki Firdaus menambahkan, Al-Qur’an tidak hanya menjadi pedoman kemajuan ruhani, tetapi juga kemajuan duniawi. “Tidak ada kebutuhan umat manusia, baik kebutuhan duniawi maupun ruhani, kebutuhan akhlak, atau kebutuhan lainnya, yang belum tercakup oleh ajaran Al-Qur’an,” katanya.
Dalam pidatonya, ia juga menekankan sabda Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah:
“Hendaknya seseorang tidak boleh merasa kuat hanya dengan meninggalkan perbuatan jahat saja, melainkan Al-Qur’an berusaha untuk membawa seseorang sampai kepada tingkat moralitas dan kebajikan yang tertinggi.”
Amir Nasional menekankan pentingnya introspeksi diri saat membaca Al-Qur’an, baik pada waktu subuh, maghrib, atau saat mempelajari dan mengkajinya, agar keimanan dan hubungan dengan Allah SWT semakin meningkat.
“Merupakan suatu keistimewaan dari Al-Qur’an Al-Karim bahwa Al-Qur’an tidak hanya meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan seseorang ke standar yang lebih tinggi dan unggul, melainkan juga meningkatkan standar akhlak dan perilaku seseorang,” ujarnya.
Kegiatan Tasyakur 100 Tahun JAI juga melibatkan kolaborasi dengan Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Indonesia (FKMTHI). Bapak Zaki Firdaus menekankan bahwa program penerjemahan Al-Qur’an merupakan bagian dari misi Jemaat Ahmadiyah di Indonesia dan lebih dari 200 negara.
“Sampai saat ini, kami sudah menerjemahkan lebih dari 70 bahasa. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi, 100 bahasa itu bisa tercapai,” kata Zaki.
Di Indonesia, Al-Qur’an telah diterjemahkan ke dalam bahasa daerah seperti Jawa dan Sunda, serta bahasa Indonesia. Edisi ketujuh dan kedelapan, termasuk Mushaf Al-Qur’an perdana dari Jemaat Ahmadiyah, dijadwalkan rilis sebelum akhir tahun 2025.
Di akhir, Amir Nasional berharap kegiatan seminar, MTQ, dan pameran Al-Qur’an ini dapat memberikan manfaat bagi peserta dan masyarakat, serta memperkuat pemahaman dan pengamalan ajaran Al-Qur’an.
“Mudah-mudahan kegiatan ini memberikan perubahan positif ke arah yang lebih baik dan menjadikan kita pribadi-pribadi Muslim yang lebih baik di masa yang akan datang,” tutupnya.