Sanggau – Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Entikong, Mln. Budi Rahma mengunjungi Sarawak, Malaysia dalam rangka pembinaan terhadap warga Muslim Ahmadiyah.
Bertepatan dengan libur panjang dan perayaan Gawai di wilayah Serian, Serawat pada Jumat 5 September 2025, Mln. Budi menyambangi sejumlah anggota.
Kunjungan ini ditujukan untuk memberikan bimbingan rohani kepadapekerja migran Indonesia (PMI), termasuk beberapa warga Muslim Ahmadiyah yang bermukim di sana.
Baca juga: Wujud Cinta Tanah Air, Jemaat Ahmadiyah Indonesia Donorkan 705 Labu Darah
Serian yang berjarak sekitar 90 km dari Kuching dan menjadi jalur utama menuju perbatasan Entikong–Tebedu, dikenal sebagai salah satu daerah yang banyak ditempati pekerja migran asal Indonesia.
Perjalanan dari Entikong menuju lokasi ditempuh menggunakan bus selama dua jam atau menempuh jarak sekitar 60 kilometer.
Setibanya di Serian, kegiatan diawali dengan sholat berjamaah bersama para Muslim PMI. Suasana penuh keakraban tercipta dalam shaf sederhana yang menggambarkan persaudaraan lintas batas negara.
Baca juga: Peringatan Siratun Nabi di Jemaat Ahmadiyah Bontang, Renungi Pengorbanan Rasulullah
Dalam tausyiahnya, Mln. Budi Rahman menekankan pentingnya sholat sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
Dirinya mengingatkan bahwa nikmat ruhani sering kali terabaikan, padahal justru itulah yang menguatkan iman seorang mukmin di tengah ujian kehidupan.
Selain itu, Mln. Budi Rahman juga menegaskan bahwa hubungan seorang hamba dengan Pencipta memerlukan pengorbanan, termasuk pengorbanan harta, agar ikatan itu semakin kuat dan bermakna.
Baca juga: Jemaat Ahmadiyah Sukabumi Hadiri Giat Sukabumi Harmoni, Semangat Bhineka Tunggal Ika
Kehadiran mubaligh di tengah para PMI disambut dengan penuh kebahagiaan. Bagi mereka, kunjungan ini menjadi penguat iman sekaligus pengingat akan nilai-nilai persaudaraan.
Kegiatan ini menegaskan bahwa ukhuwah Islamiyah tidak terbatasi oleh sekat geografis. Selama ada usaha untuk saling menyapa dan membina, iman dan persaudaraan akan senantiasa menemukan tempatnya. *
Kontributor: Sajid Ahmad S
Editor: Talhah Lukman A