Ceramah yang disampaikan Amir Jemaat Ahmadiyah Qatar pada Jalsah Salanah Pertama Qatar, 2010 mengenai Ahmadiyah dan Arab.
Amir Sahib adalah seorang Ahmadi keturunan Arab dari negeri Syams. (Ceramah disampaikan dalam bahasa Inggris dan Arab).
أشهد أن لا إليه إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم
Ahmadiyah dan Arab
Ahmadiyah di kalangan Arab bukanlah hal yang baru. Dengan karunia Allah SWT beberapa orang Arab telah mendapatkan berkat bertemu langsung dengan Masih Mau’ud as. Saya tidak bermaksud membahas sejarah Ahmadiyah di negeri-negeri arab dan ini memang bukan topik ceramah saya pada hari ini. Tetapi saya akan menyampaikan tentang orang-orang arab dan ahmadiyah pada masa Masih Mau’ud as dan mengarahkan perhatian kita pada sabda-sabda dan wahyu-wahyu Masih Mau’ud as berkaitan dengan Arab.
Pertama-tama saya akan menyampaikan beberapa mimpi dan wahyu kepada Masih Mau’ud as berkaitan dengan negeri dan orang Arab dan kemudian saya akan menyampaikan beberapa sahabat Masih Mau’ud as yang berasal dari negeri Arab.
Masih Mau’ud as pada bulan September 1905 melihat tulisan sebagai berikut :
مصالح العرب، مسير العرب
Perhatian orang arab, perjalanan ke arab
Dan Masih Mau’ud as bersabda menjelaskan mimpi tersebut :
“ Maksudnya mungkin adalah bahwa kami akan pergi berkunjung ke negeri-negeri arab. Dan pada 25 s.d 26 tahun yang lalu aku melihat seseorang menuliskan nama saya, Ia menuliskannya setengah dengan tulisan arab dan setengahnya dengan tulisan inggris(latin pent.). Dan Hijrah terjadi pada Nabi saw, namun beberapa nubuatan terpenuhi pada masa hidup beliau saw dan beberapa terjadi pada masa keturunan dan pengikut beliau saw. Contohnya Rasulullah saw melihat bahwa kunci-kunci khazanah Kisra dan Kaisar diberikan kepada Beliau, namun negeri-negeri tersebut baru ditaklukan pada masa Umar ra.”
Apa pentingnya bertabligh kepada orang-orang arab menurut Masih Mau’ud as? Beliau as bersabda :
“ Mengenai tabligh kepada orang-orang arab, adalah karena merekalah yang memiliki hak pertama kali dan mungkin kebanyakan dari mereka belum mengetahui bahwa Allah telah mendirikan Jamaah ini, oleh sebab itu adalah kewajiban kami untuk memberitahukan mereka dan sungguh suatu ketidaktaatan jika tidak menyampaikannya… .”
Masih Mau’ud as menulis dalam buku “Hamamatul Busyra” pada tahun 1893 antara lain :
إن ربي بشرني في العرب وألهمني أن أمونهم وأريهم طريقهم وأصلح لهم شؤونهم وستجدونني في هذا الأمر إن شاء الله من الفائزين”
“ Tuhanku telah memberikan kabar gembira mengenai arab. Dia telah mewahyukan kepadaku akan menyediakan dan menunjukkan jalan kepada mereka dan memperbaiki mereka dan kalian akan melihatku dalam urusan ini Insya Allah dari antara orang-orang yang memperoleh kemenangan”
Mekah adalah pusat Islam dan kita sebagai ahmadi mempunyai perasaan yang khas terhadap tempat suci Ka’bah Al Musyarifah dan Al harmain (Mekkah dan Madinah, pent.). Maka adakah kabar gembira atau nubuatan kepada Masih Mau’ud as mengenai Mekkah? :
Masih Mau’ud as bersabda :
“وإني أرى أن أهل مكة يدخلون أفواجا في حزب الله القادر المختار وهذا من رب السماء وعجيب في أعين أهل الأرضين” (نور الحق)
“ Dan aku melihat penduduk Mekkah bergabung dalam jumlah yang besar ke dalam Jamaah Allah….dan ini adalah dari Tuhan yang empunya Langit dan menakjubkan penglihatan manusia di bumi ini.” (Nurul Haq).
Semoga Allah memperlihatkan kepada kita terpenuhinya janji yang dturunkannya kepada Masih Mau’ud as, Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Amin
أبدال الشام وعباد الله من العرب
Hamba Allah dari Syam dan dari Arab
Masih Mau’ud as bersabda mengenai mimpi/kasyaf yang dilihat Beliau as :
“ Aku melihat dalam suatu mimpi/kasyaf hari ini bahwa aku menghadapi persidangan, maka aku berkata: Innalillahi wainna ilaihi rajiun dan aku bertanya kepada pegawai pengadilan Siapa yang memimpin persidangan? Apakah mereka akan memenjarakan aku atau membunuh ku? Ia berkata “Mereka telah memutuskan menghukummu”. Maka aku berkata : “ Aku ditugaskan Allah yang Maha Kuasa. Aku duduk dimana Dia membuatku duduk dan aku berdiri dimana Dia inginkan aku berdiri. Kemudian aku menerima wahyu :
يدعون لك أبدال الشام وعباد الله من العرب
Hamba-Hamba Allah dari Syams dan Arab mendoakan engkau
Dan perlu untuk disebutkan bahwa Khalifatul Masih Tsani ra mengunjungi negeri-negeri arab pada tahun 1955 pada waktu perjalanan beliau ke Eropa. Beliau ra tinggal di Damaskus (Ibukota Syria) selama 1 minggu dan pada hari terakhir beliau ra menyampaikan Khotbah Jumat di rumah Haji Badruddin Al Husni rh. Dalam Khotbahnya yang disampaikan dalam bahasa Arab, Beliau ra bersabda :
“Lebih dari setengah abad yang lalu, saat banyak diantara kalian yang belum lahir, Allah yang Maha Kuasa telah mewahyukan kepada Masih Mau’ud as :
يدعون لك أبدال الشام وعباد الله من العرب
Hamba-Hamba Allah dari Syams dan Arab mendoakan engkau
Dan wahyu ini telah sempurna hari ini dengan kehadiran kalian di sini.”
Sekarang lebih dari 100 tahun berlalu dari wahyu tersebut, kami arab ahmadi menjadi saksi sempurnanya wahyu ini dan kami mengucapkan dan menyampaikan salam kepada Masih Mau’ud as dan anda semua dapat menyaksikan ini setiap hari ketika menyaksikan MTA dan mendengarkan orang-orang arab yang menerima pesan Masih Mau’ud as dan bergabung dengan Jemaatnya dengan karunia Allah Taala.
Pada tahun 1888 Masih Mau’ud as bersabda : “ Allah swt berfirman kepadaku:
يصلون عليك صلحاء العرب وأبدال الشام، وتصلي عليك الأرض والسماء ويحمدك الله عن عرشه
Orang-orang yang saleh dari arab dan hamba-hamba Allah dari Syams memohon berkah Allah atas engkau. Bumi dan langit memohon berkah Allah atas Engkau. Dan Allah memuji engkau dari Arasy.
Kabar Gembira Mengenai Mesir
Pada tahun 1903 sebelum shalat Isya, Masih Mau’ud as menyebutkan sebuah mimpi/kasyaf yang beliau as lihat. Beliau as melihat dirinya berada dekat sungai Nil di Mesir dan beliau as merasa bahwa beliau as adalah Musa as, dan beliau as melihat bahwa mereka tengah menyelamatkan diri, dan ketika beliau as melihat kebelakang beliau as melihat Firaun dan balatentaranya mengejar beliau as dan Firaun hampir mendekati mereka. Maka kaum Bani Israil sahabat –sahabat beliau as menjadi khawatir sekali dan mereka berteriak dengan keras :
يا موسى إنا مدركون
Wahai Musa kita akan tertangkap
Dan Masih Mau’ud as berkata dengan keras :
كلا إن معي ربي سيهدين
“Tidak, Tuhanku beserta denganku. Dia akan membimbingku ke arah yang benar.”
Dan Beliau as terbangun mengucapkan kata-kata di atas.
Mimpi lain berkaitan dengan negeri arab dan kali ini tentang Hijaz atau Arabia dan darinya kita dapat melihat hubungan yang dekat antara Masih Mau’ud as dan Rasulullah saw yang menubuatkan tentang Mahdi bahwa Beliau as akan mengikuti jejak langkah Beliau saw tanpa kesalahan dan Beliau as akan dikuburkan di dalam makam Rasulullah saw :
Hd. Masih Mau’ud as bersabda :
لقد رأيت منذ فترة طويلة في المنام أنني أقف عند الضريح المبارك للنبي الكريم r، وأرى أن كثيرا من الناس قد ماتوا أو قتلوا وأراد الناس دفنهم. وبينما أنا في ذلك إذ رأيت شخصا يخرج من داخل الضريح وبيده معول يضرب به على الأرض ويخبر كل واحد منهم قائلا: سيكون قبرك ههنا. فلما دنا مني وقف أمامي وضرب على مرأى مني بمعوله على الأرض القريبة من الضريح المبارك وقال: هنا سيكون قبرك. ثم استيقظت.
“ Dulu aku melihat dalam sebuah mimpi/kasyaf bahwa aku berdiri dekat makam Rasulullah saw dan aku melihat banyak orang yang telah mati dan terbunuh dan orang-orang ingin menguburkan mereka. Pada waktu aku pada keadaan itu, aku melihat seseorang keluar dari makam dengan sebuah sekop dengan memukul-mukulkannya ke tanah dan mengatakan kepada tiap orang “makam mu di sini (dan di situ pent.). Dan ketika ia mendekati ku, ia menghadapkan wajahnya kepadaku dan memukulkan sekopnya ke tanah dekat makam (Rasulullah saw, pent) yang berberkat di depan mataku dan berkata : “Di sini akan menjadi makam mu, dan kemudian akupun terbangun.”
(Dalam literatur klasik islam tentang mimpi disebutkan bahwa Jika bermimpi dikuburkan dekat atau di makam Rasulullah saw maka maknanya adalah mempunyai kedekatan hubungan dengan Beliau saw dan mempunyai kedudukan yang khas, pent.)
Sekarang saya akan menyebutkan beberapa orang arab yang telah memperoleh kehormatan bertemu dengan Masih Mau’ud as dan melakukan baiat di tangan beliau as, dan Masih Mau’ud as menyebutkan mereka di dalam buku-buku Beliau dan menceritakan mengenai keadaan mereka. :
- As-Syaikh Muhammad bin Ahmad Al Makki ra:
Dia adalah orang arab pertama yang melakukan baiat . Masih Mau’ud as mengatakan bahwa beliau ra adalah orang arab yang berasal dari Mekkah, dan beliau ra adalah orang yang saleh yang berangkat ke India untuk berlibur. Beberapa orang mengatakan hal yang buruk mengenai Masih Mau’ud as dan memfitnah beliau as. seperti bahwa Masih Mau’ud as membawa syariat baru, tidak percaya kepada Rasulullah saw, tidak percaya pada Quran, bahwa ia adalah Isa bin Maryam yang menerima wahyu. Mendengar hal itu hati beliau ra menjadi penuh antusias dan semangat untuk mebela Islam dan ia menulis surat dalam bahasa arab kepada Masih Mau’ud as :
“ Jika anda adalah Isa ibnu Maryam, maka kirimkanlah kepada kami meja yang penuh dengan makanan wahai penipu. Jika anda adalah Isa Bin Maryam maka kirimkanlah kepada kami meja yang penuh dengan makanan wahai Dajjal.” (Amir sahib menjelaskan bahwa hal tersebut adalah kebiasaan orang arab ketika emosi).
Masih Mau’ud as menceritakan bahwa mungkin saat itu adalah saat pengabulan, oleh sebab itu doa beliau ra dikabulkan dan Allah SWT memberikannya meja dengan hidangan yang dikirimkan bersamaku. Beliau ra datang ke Ludhiana, bertemu dengan ku dan melakukan baiat (yg pertama, pent.) Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan beliau ra dari api dan mengirimkan kepadanya meja dengan hidangan dari langit.
Dari tulisan Masih Mau’ud as, kelihatannya terjadi banyak sekali surat menyurat antara mereka dan Syaikh Muhammad bin Ahmad Al Makki menyadari kekeliruannya dan mengenali kejujuran, ketelitian dan kebenaran Masih Mau’ud as. Beliau ra mengungkapkan penyesalannya atas apa yang telah ditulisnya (sebelumnya) kepada Masih Mau’ud as dan memohon maaf dan Beliau ra berkata bahwa “ Saya tidak mempunyai keraguan bahwa Engkau adalah dari Tuhan. Maka oleh sebab itu aku beriman dan membenarkan Engkau. آمنا وصدقنا
Hd. Masih Mau’ud as mengatakan bahwa Syaikh Muhammad bin Ahmad Al Makki telah menyampaikan kepada beliau as bahwa telah tertanam dalam hatinya pikiran buruk mengenai beliau as. Kemudian Syaikh Al Makki melihat dalam mimpinya, seseorang yang mengatakan kepadanya :
“ Hai Muhammad, engkaulah yang Pendusta”
Masih Mau’ud as menyebutkan nama Muhamad bin Ahmad al Makki dalam daftar Mubayin pada no.141, dan Beliau as menyebutkannya juga di dalam daftar nama para sahabat pada nomor urut 93 dari 313 nama. Syaikh ra hadir pada Jalsa Salana ke dua tahun 1892 dimana keseluruhan yang hadir pada waktu itu adalah 327 orang. Beliau ra tinggal bersama Masih Mau’ud as dalam waktu yang singkat dan kemudian kembali ke Makkah dimana beliau ra mulai menyampaikan tabligh dan menjaga kontak dengan Masih Mau’ud as melalui surat menyurat.
Ketika Khalfatul Masih 2, Muslih Mau’ud ra melakukan haji, Beliau ra menanyakan tentang Syaikh Muhammad. Muslih Mau’ud ra diceritakan bahwa beliau ra mengikuti khafilah unta di padang pasir dan menyampaikan tabligh bahwa Masih Mau’ud as dan Mahdi telah dating. Beliau ra terus melakukan hal ini hingga kewafatannya.
- Seorang sahabat Masih Mau’ud as lainnya dikalangan arab adalah : Muhammad Sayyid Assyami from Tripoli, Libanon (Muhammad Sayyid Asysyami Attarabulusi) . الشامي الطرابلسي محمد سعيد
Beliau ra berasal dari Tripoli, Libanon. Orang yang berpendidikan, seorang penyair besar. Beliau ra melakukan perjalanan ke India untuk penyembuhan dan di sana beliau bertemu dengan Hafiz Muhammad Yaqub, seorang sahabat Masih Mau’ud as yang memberikan kepada Sayyid sebuah buku yang berjudul “At-Tabligh” dan ia berdiskusi dengannya mengenai makna tawaffi dan Sayyid tidak bisa menjawabnya.
Beliau ra mengatakan mengenai karangan Masih Mau’ud as berbahasa arab:
“ Saya bersumpah bahkan orang arab tidak dapat menulis seperti beliau as, apatah lagi orang India”.
Dan ketika beliau ra membaca di dalam buku yang sama qasidah yg ditulis oleh Masih Mau’ud as memuji yang mulia Rasulullah saw, qasidah itu diawali dengan kata :
يا عين فيض الله والعرفان يسعى إليك الخلق كالظمآن
(Ya aina faidillahi wairfaani. Yas’a ilaikalkhalqi kazzomaani)
Beliau ra pun menangis dan berkata :
“ Saya bersumpah bahwa orang-orang arab tidak mampu membuat yang lebih baik dari qasidah ini. Dan jika ada orang yang mengatakan bahwa dapat membuat yang lebih baik dari ini maka ia adalah Musailamah Al Kazzab yang dilaknat Allah ملعون ومسيلمة الكذاب”.
Kemudian beliau ra mengatakan akan menghafal qasidah tersebut. Ketika beliau ra tiba di Qadian, Beliau tinggal selama 7 bulan bersama dengan Masih Mau’ud as dan pada akhirnya menyatakan baiat dengan karunia Allah swt. Beliau ra menulis sebuah buku di Qadian yang berjudul إيقاظ الناس, (Iqozunnaas) . Masih Mau’ud as membaca bukunya dan memujinya.
Kata-kata yang digunakan Masih Mau’ud as mengenai Beliau ra dalam bahasa arab sangat indah dan menyentuh hati dan Masih Mau’ud as menganggap Beliau ra sebagai penyempurnaan dari doa-doanya mendapatkan orang yang saleh dari keturunan arab yang dapat menyebarkan pesan dan buku-buku Masih Mau’ud as kepada orang-orang keturunan Arab. Muhamad Syami Attarabulusi menulis suatu Qasidah juga untuk memuliakan Masih Mau’ud as dan dipublikasikan pada bagian akhir buku Masih Mau’ud as yang berjudul “Karamatus Shadiqin” كرامات الصادقين.
3. Abdullah Al Arabi عبد الله العرب
Beliau ra adalah seorang pedagang terkenal, kaya dan banyak membelanjakan harta untuk tujuan agama. Beliau ra bertemu dengan Masih Mau’ud as dan tinggal bersama beliau as beberapa lama. Beliau adalah seorang muslim Syiah dari Iraq. Beliau ra adalah orang yang bertanya kepada Masih Mau’ud as sebelum kembali ke Iraq, apakah boleh bermakmum dengan kaumnya yang masih belum beriman. Masih Mau’ud as mengatakan kepadanya untuk tidak bermakmum kepada orang tidak beriman kepada beliau as dan bahwa dia harus pertama-tama menyampaikan tabligh untuk mengetahui apakah mereka beriman atau tidak. Ketika ia menyatakan kepada Masih Mau’ud as bahwa kaumnya sangat keras dan mereka adalah orang Syiah, Masih Mau’ud as mengatakan kepadanya bahwa ia harus berusaha karena Allah dan jika hubungan dengan Allah dibangun atas dasar kejujuran maka Allah akan menjaga beliau ra.
- Abdul Al-Mahi Al-Arabi
Beliau ra adalah seorang Muslim Syiah Iraq juga. Beliau ra membaca karangan berbahasa arab dari Masih Mau’ud as dan sampai pada kesimpulan tidak seorangpun dapat menulis hal yang demikian tanpa dukungan Allah SWT. Maka Beliau ra datang ke Qadian dan bertemu dengan Masih Mau’ud as, dan bertanya : “Apakah Anda yang telah menulis buku-buku berbahasa arab ini?”. Masih Mau’ud as menjawab :”Ya, Aku telah menulisnya dengan karunia Allah SWT dan dukunganNya”. Abdul Mahi kemudian berkata :” Aku akan percaya pada semua pendakwaan anda jika anda menulis yang seperti buku-buku berbahasa arab ini di depan saya sekarang.” Masih Mau’ud as menjawab : “Bukanlah sesuai dengan kebiasaan utusan-utusan Tuhan untuk menunjukkan keajaiban seperti itu. Aku hanya menulis atas perintah Allah SWT dan dengan pertolongan-Nya.”
Kemudian Abdul Mahi kemudian pergi ke guest house dan menulis surat dalam bahasa arab kepada Masih Mau’ud as. Dan Masih Mau’ud as menjawab surat tersebut dalam bahasa arab yang membuat tentram Abdullah Mahi ra. Beliau ra pun langsung menyatakan baiat. Beliau ra tinggal di Qadian untuk waktu yang lama dan pada masa hidup Khalifatul Masih I ra, beliau ra melakukan perjalanan bersama dengan Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra ke negeri-negeri arab pada tahun 1912.
Sahabat-sahabat yang lain adalah :
- Ali bin Syarif Mustafa dari Mekah
- Utsman Al-Arabi dari Thaif
- Al-Hajj Mahdi Al-Baghdadi dari Baghdad
Tanggung jawab orang-orang (ahmadi) keturunan arab di dalam menyampaikan tabligh Masih Mau’ud as sangatlah besar sesuai dengan berbagai alasan yang dikemukakan oleh Masih Mau’ud as dan para Khalifahnya. Seruan terakhir mengenai pentingnya hal ini terdapat dalam pesan-pesan Hadhrat Khalifatul Masih V, Amirul Mukminin atba pada Pidato Penutupan Jalsah UK 2009.
Hudhur atba mengatakan :
“Tanggung jawab orang-orang (ahmadi) keturunan arab dalam menyampaikan tabligh Masih Mau’ud as sangatlah besar karena kalian mempunyai hubungan yang paling dekat dengan Rasulullah saw secara spiritual dan tempat.
Rasulullah saw memerintahkan untuk menyampaikan Salam kepada Masih Mau’ud as dan kalian adalah kaum yang atasnya nubuatan tersebut paling mengena.
Ahmadi keturunan Arab harus berdoa dengan sungguh-sungguh, kepada mereka yang sanggup dan memungkinkan harus pergi ke Kabah Al Musyarifah dan Masjid Nabawi dan berusahalah berdoa di sana. Mereka harus menangis dan merintih di sana……..”
Semoga Allah memberikan kemampuan kepada kita untuk menjalankan kewajiban ini dengan sepenuhnya. Amin.
Penerjemah : BJ
Keterangan : Jalsah Salanah Pertama Qatar, 2010 dilaksanakan pada Bulan April 2010. Dihadiri kurang lebih 100 orang yang berasal dari sekitar 5 negara. Jalsah dihadiri pula oleh perwakilan Hudhur V atba, yang merupakan Mubaligh Incharge untuk Wilayah Timur Tengah. Pidato di atas disampaikan sebagai Pidato Penutupan Jalsah. Semoga bermanfaat. Mohon doa untuk keselamatan, kemajuan dan keberkatan bagi seluruh anggota Jemaat Ahamdiyah di Timur Tengah.