Garut – Rangkaian rabtah Jemaat Ahmadiyah Garut bersama komunitas lintas iman terus berlanjut.
Silaturahmi kali ini berkunjung ke Bale Adat Sunda Wiwitan Garut yang diinisiasi JISRA Jawa Barat dan Fatayat NU Garut, Sabtu 11 Mei 2024.
Silaturahmi dan halal bihalal diawali dengan tausiyah pengantar dialog oleh dari MUI Kabupaten Garut KH. Cecep Jaya Karama.
Dalam kesemaptan ini, ia menjelaskan esensi toleransi beragama yang bersumber dari piagam madinah yang pada intinya Rasulullah SAW merangkul seluruh warga Madinah apapun agamanya, warna kulitnya, suku bangsanya, bahasanya selama mereka ada di Madinah, maka mereka adalah umat yang satu.
Tiba pada acara inti, dialog keberagaman. Ketua Daerah Lajnah Imaillah Jabar 6, Ai Yuliansah tampil sebagai fasilitator dialog didampingi oleh anggota Lajnah Imaillah Jabar 6, Amatul Kafi sebagai notulis.
Turut hadir juga Pengda Lajnah Imailla Jabar 6,Ida Rosida dan Mubaligh Ahmadiyah Garut, Mln. Aidroes Permana.
Sementara peserta lainnya berjumlah 30 orang dari berbagai komunitas lintas iman, aparat Pemerintahan Desa, Babinsa dan masyarakat adat Sunda Wiwitan sendiri.
Dialog dikemas dalam nuansa obrolan santai dan ringan. Fasilitator membuka dialog dengan sebuah pernyataan bahwa isu kebebasan beragama di Indonesia merupakan suatu fenomena yang menarik
Program Coordinator JISRA Kenya, Farida juga turut menyampaikan pendapat mengenai isu kebebasan beragama ini.
Menurutnya, isu-isu perbedaan tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal ini pun bahkan terjadi di Kenya dan bahkan di seluruh dunia.
Di akhir sesi dialog, Ketua Daerah LI Jabar 6, Ai Yuliansah membacakan kutipan ajaran tentang kerukunan umat beragama dari berbagai sudut pandang agama-agama di Indonesia.
Pada dasarnya semua agama mengajarkan tentang hidup rukun, damai dengan sesama.
Dalam dialog ini pun diperkenalkan secara singkat mengenai organisasi Lajnah Imaillah dan motto Love For All Hatred For None. *