By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
Keislaman

Menemukan Makna Puasa, Menuju Ketakwaan Sejati

Last updated: 12 Maret 2024 05:41
By Redaksi 2.2k Views
Share
Ilustrasi berdoa (pinterest)
Ilustrasi berdoa (pinterest)
SHARE

Ramadhan tiba, mengantarkan umat Islam pada momen istimewa untuk meningkatkan ketakwaan. Puasa, pilar utama bulan ini, sering disalahpahami sebagai ritual menahan lapar dan haus.

Puasa sejatinya melampaui rasa lapar dan haus. Ia adalah perjalanan spiritual untuk mencapai ketakwaan. Lebih dari sekadar menahan diri, puasa melatih kita untuk menguasai hawa nafsu dan kesenangan duniawi.

Di bulan ini, fokus kita tertuju pada pengendalian diri dan peningkatan disiplin, mengantarkan diri pada kedekatan dengan Allah SWT melalui dzikir dan ibadah yang lebih khusyuk.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ –

‘Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa, seperti yang diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kalian bertakwa. “(Al Baqarah:184)

Khalifatul Masih al-khaamis, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba menggarisbawahi pentingnya puasa dalam Islam sebagai sarana untuk meraih ketakwaan dan keridhaan Tuhan. Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, namun merupakan perangkat untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam khotbahnya, Khalifatul Masih aba menyoroti bahwa puasa bukanlah praktik unik dalam Islam, tetapi juga ada dalam agama-agama terdahulu seperti puasa pada zaman Nabi Musa dan Nabi Daud. Namun, kendati ada praktik puasa dalam agama lain, Islam menegaskan pentingnya puasa dengan tujuan yang jelas: untuk meningkatkan ketakwaan.

Dalam Islam, puasa adalah ibadah yang disyaratkan oleh Allah untuk memperoleh ketakwaan. Ini bukan sekadar menahan makanan dan minuman, tetapi juga menekankan pentingnya dzikir Ilahi, shalat, dan meninggalkan dosa serta kesalahan. Puasa juga memperkuat hubungan antara individu dengan Allah melalui introspeksi, doa, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya.

Khalifatul Masih menekankan bahwa tujuan sejati puasa adalah untuk memutuskan hubungan dengan keinginan duniawi dan sepenuhnya mempersembahkan diri kepada Tuhan. Hal ini tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga aspek spiritual dan moral. Puasa dalam Islam mengajarkan kedisiplinan, kontrol diri, dan empati terhadap sesama.

Selain itu, Huzur aba menyoroti pentingnya memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai kesempatan untuk meraih ampunan dosa dan mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, introspeksi, dan amal saleh. Puasa bukan sekadar praktik keagamaan, tetapi juga merupakan peluang untuk transformasi spiritual yang mendalam.

Dalam kesimpulannya, Khalifatul Masih mengajak umat Islam untuk menjalani puasa dengan penuh kesadaran, ketakwaan, dan kepedulian terhadap sesama.

Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang meningkatkan hubungan spiritual dengan Allah dan menjalani hidup dengan nilai-nilai moral yang tinggi.

Bulan Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri. Kita perlu merenungkan kualitas ibadah dan akhlak kita, serta mencari cara untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan sebaik-baiknya. Berpuasalah dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan, upayakan peningkatan kualitas diri dan akhlak.

Dengan memahami makna dan tujuan hakiki puasa, ibadah ini menjadi sarana untuk meraih ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jadikanlah bulan Ramadhan ini sebagai momen untuk berbenah diri dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Semoga bulan Ramadhan membawa berkah dan kebaikan bagi umat Islam di seluruh dunia.

 

Sumber: Khutbah Jumat Hadhrat Mirza Masroor Ahmad (aba) pada tanggal 12 Juli 2013.

You Might Also Like

Jemaat Ahmadiyah Serang Banten, Hadiri Acara Buka Bersama Lintas Iman dan Berbagi Takjil

Tebar Cinta Kasih Kemanusiaan, Lajnah Imaillah Purwokerto Salurkan Puluhan Sembako

Tingkatkan Rabtah dan Kepedulian Sosial, Warga Ahmadiyah Kersamaju Bagi Takjil Gratis

JAI Jakarta Utara Gelar Bakti Sosial Sambut Ramadhan, Tebar Sembako hingga Pemeriksaan Kesehatan

Peringati Siratun Nabi, Mubaligh Ahmadiyah Sebut Nabi Muhammad SAW Sumber Mata Air Keberkahan

TAGGED:Ramadhanserasi
By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article Lajnah Imaillah Numbing Semangat Wikari Amal, Lajnah Imaillah Numbing Kepri Kerja Bakti Sambut Ramadhan 1445 H
Next Article SERASI 2024 Program SERASI 2024, Menebar Cahaya Ramadhan dengan Kaji Al-Quran
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

Opini

Tidak Disarankan Donor Darah Saat Puasa, Kecuali Darurat

Redaksi 5 Min Read
Purwokerto
BeritaRabthah

Mahasiswa dan Pelajar Ahmadiyah Kolaborasi dengan UIN UIN Saizu Purwokerto, Hadirkan Program Cinta Kasih Ramadhan

Talhah Lukman A 1 Min Read
SMA Plus Al Wahid
Keislaman

Hari Santri Nasional, Ini 4 Institusi Pendidikan Agama Milik Komunitas Muslim Ahmadiyah

Redaksi 2 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?