Sebagai Muslim, Jemaat Ahmadiyah ikut serta memperingati Maulid Nabi MuhammadShallallaahu ‘alayhi wa Sallam pada 12 Rabiul Awwal.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzaab: 22)
Manislor: Sebagai Muslim, Jemaat Ahmadiyah ikut serta memperingati Maulid Nabi MuhammadShallallaahu ‘alayhi wa Sallam pada 12 Rabiul Awwal. Bukan merayakan hari kelahiran RasulullaahShallallaahu ‘alayhi wa Sallam dengan berfoya-foya dan menyalakan petasan. Akan tetapi, hanya mengingat kembali atas semua jasa dan kemuliaan akhlak Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam.
(1/2/2013) telah diadakan ceramah keliling oleh Jemaat Ahmadiyah Manislor . Rangkaian acara dimulai dari kelompok Masjid Al-Barakah (459 orang), Al-Ihsan (100 orang), At-Taqwa (165 orang), Al-Hidayah (100 orang), Baiturrahman (188 orang), Al-Jihad (172 orang), Al-Hikmah (570 orang), dan berakhir di Masjid An-Nur (500 orang).
Bila yang hadir dari masing-masing kelompoknya ditotalkan, maka berjumlah 2.254 orang. Sehingga, acara yang biasa disebut shirathun nabi, dilaksanakan tidak pada satu tempat. Hal ini dilakukan agar acara berlangsung dengan aman dan kondusif.
Ceramah yang disampaikan dari masjid ke masjid tak lepas dari kisah, gaya hidup dan jejak-jejak perjuangan Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam. Yang menjadi penceramah adalah Muballigh Wilayah III Cirebon dan Muballigh-Muballigh yang bertugas di Jemaat Ahmadiyah Manislor .
Muballigh wilayah memaparkan tentang gaya hidup sehat dan akhlak-akhlak RasulullaahShallallaahu ‘alayhi wa Sallam. Dari cara Rasulullah makan, minum, berpakaian, menerima tamu, dan tidur. Rasulullaah selalu melakukan shalat malam (tahajjud), hingga seringkali membuat kaki Beliau bengkak.
Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam tak hanya seorang hamba Allah yang taat; Beliau juga seorang pemimpin yang berjuang dengan santun, sabar, dan ikhlas; suami, ayah, tetangga, dan sahabat yang dicintai karena keluhuran akhlaknya. Pantas saja Allah Subhaanahu wa Ta’alamengabadikan dan menuliskan di dalam Al-Quran bahwa Beliau sebagai Uswatun Hasanah (suri teladan yang baik).
Sebagai ummat Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam, kita harus menjalankan sunnahnya agar mendapat Ridha Allaah Subhaanahu wa Ta’ala. Melakukan sunnah-sunnahnya akan menumbuhkan kecintaan kepada Beliau. Sehingga, kita akan terus berkhidmat dan melanjutkan perjuangan Beliau untuk memenangkan Islam. Memperkuat sense of belonging (rasa memiliki), agar ummat Islam tetap bersatu mempertahankan martabat Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam.
“Siapa lagi yang akan mencintai Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam, kalau bukan kita. Siapa lagi yang akan menjunjung tinggi martabat Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam, kalau bukan kita. Buktikan semangat (kecintaan) kita (kepada Beliau) dalam (berkhidmat) untuk jemaat. Buktikan!” ujar Mln. Khaeruddin Atmaja dengan semangat.
Karena keluhuran akhlak Beliau, maka Allah jadikan semua perkataan, perbuatan dan ketetapan beliau sebagai landasan hukum bagi ummat Islam yang kedua setelah Al-Quran.
“Bedanya kita dengan Rasulullaah hanya sedikit. Jika Beliau sedikit-sedikit sabar, tapi kita sedikit sabar. Jika beliau sedikit tidur dan makan, tapi kita sedikit-sedikit tidur dan makan.” Tukas Mln. Buldan Burhanudin selaku Muballigh Wilayah.
Mln.Buldan pun mengatakan juga di akhir ceramahnya, “Ayo laksanakan sunnah-sunnah RasulullaahShallallaahu ‘alayhi wa Sallam, baik yang kecil (ringan) hingga yang besar (berat).”
Apalah artinya cinta kalau hanya dengan ucapan saja. Cinta tak hanya sekedar pernyataan secara lisan, harus dengan pembuktian dan pengorbanan. Anda sangat mencintai Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam? B u k t i k a n ! (LV)
Sumber : buletinkitaa.wordpress.com