Jakarta– Kongres Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia – Bank Mata Indonesia menyoroti peran signifikan Komunitas Muslim Ahmadiyah dalam upaya mengatasi kelangkaan kornea mata di Indonesia.
Melalui kontribusi aktifnya, komunitas ini telah berperan penting dalam menyediakan kornea mata untuk membantu tunanetra, sesuai dengan urgensi kebutuhan akan transplantasi kornea di negara ini.
Dalam Kongres ke-10 Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia – Bank Mata Indonesia (PPMTI-BMI), yang diselenggarakan 17-18 November 2023 di Ballroom Arion Suite Hotel Kemang, Jakarta Selatan.
Menteri Kesehatan RI yang diwakili oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan drg. Yuli Astuti Saripawan, menyampaikan pentingnya penanganan kelainan kornea mata.
“Kelainan kornea mata termasuk ke dalam 4 urutan penyebab kebutaan,” ungkapnya, merujuk pada data dari WHO yang disampaikannya.
Drg. Yuli Astuti Saripawan, menjelaskan bahwa transplantasi kornea merupakan cara yang efektif untuk mengatasi kebutaan akibat kelainan kornea.
Ia mengapresiasi kongres ini serta peran Bank Mata Indonesia dan Komunitas Donor Mata Indonesia dalam upaya penanganan kebutaan.
“Bagian dari organ kita bisa bermanfaat bagi orang lain,” tambahnya.
Ketua Umum PPMTI-BMI Prof. Tjahyono D. Gondhowiardjo, menggarisbawahi pentingnya kemandirian dalam menolong masyarakat yang mengalami kebutaan.
Ia menyoroti perkembangan lambat donor mata lokal sejak berdirinya Bank Mata pada 1968 hingga 2015, namun sejak 2016 terdapat peningkatan signifikan berkat peran beberapa komunitas, termasuk Jemaah Muslim Ahmadiyah dan Gereja Mormon, dan KDMI.
“Donor kornea lokal bisa membantu 50% dari kegiatan cangkok mata di Indonesia, karena ada kepedulian dari komunitas Jemaah Muslim Ahmadiyah, Gereja Mormon dan KDMI,” katanya.
Walaupun masih jauh dari kebutuhan kornea yang masih ketergantungan dari donor kornea luar negeri seperti dari Srilangka, Amerika, Nepal, Pilipina.
Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia mengutus Mln. Rahmat Hidayat, Shd. sebagai wakil Amir yang di dampingi Mln. Cepi Sofyan Nurjaman dan Mln. Irfan untuk menghadiri Undangan Kongres.
Hadir pula Ketua Umum Komunitas Donor Mata Indonesia (KDMI) Abdul Ghani Setiawan.
Menurut Ketum KDMI, Indonesia masih memerlukan kornea mata lokal dan bergantung pada pasokan luar negeri.
“Partisipasi banyak komunitas, masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan,” ujarnya.
KDMI, melalui pendekatan Community Base, telah aktif dalam Gerakan Donor Mata dengan kontribusi signifikan dari Komunitas Muslim Ahmadiyah.
“Hampir 90% kornea lokal diperoleh dari Donasi Komunitas Muslim Ahmadiyah,” ungkapnya, menekankan prinsip kepedulian dan amal jariah dalam membantu sesama.
Di antara cabang Bank Mata yang hadir, kehadiran empat cabang yang dipimpin oleh para Ahmadiyah menunjukkan kontribusi aktif komunitas ini dalam upaya menyediakan kornea mata bagi tunanetra di Indonesia.
Hal ini memperlihatkan komitmen mereka untuk mendukung Bank Mata Indonesia dan pemerintah dalam mengatasi kekurangan kornea mata.
Dengan semakin meluasnya partisipasi komunitas seperti Komunitas Muslim Ahmadiyah, harapannya adalah Gerakan Donor Mata di Indonesia akan terus berkembang demi kepentingan kemanusiaan.