Jakarta– Masalah literasi telah menjadi perhatian penting di Indonesia, yang meraih peringkat rendah dalam survei tingkat literasi global.
Pentingnya menumbuhkan minat baca menjadi misi utama dalam meningkatkan literasi, dan dalam hal ini, perpustakaan berperan sebagai fasilitator kunci dalam memperluas literasi di masyarakat.
Bagi jemaat Ahmadiyah, perpustakaan bukan hanya sebuah sarana keilmuan, tetapi juga sebuah amanat langsung dari Khalifah Islam.
Pemimpin Jemaah muslim Ahmadiyah Hazrat Mirza Masroor Ahmad sebut perpustakaan harus didirikan di tempat-tempat yang sering dikunjungi orang, sehingga masyarakat dapat mengetahui berbagai macam dan jumlah literatur yang dimiliki Ahmadiyah.
Hal ini menegaskan bahwa perpustakaan adalah sarana penting yang harus dibangun di jemaat Ahmadiyah di tingkat lokal dan nasional, dengan tujuan utama menyebarkan Islam ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) baru-baru ini meresmikan 8 Perpustakaan Basis Web SLiMS (Senayan Library Management System) di berbagai lokasi di Indonesia.
Acara peresmian ini dipimpin oleh Amir Nasional JAI Mln. Mirajuddin Sahid, secara simbolis di Perpustakaan Al Hidayah Kebayoran Lama, Jakarta, pada Minggu, 1 Oktober 2023.
Perpustakaan Basis Web SLiMS ini meliputi Ar Rahmat di Peninggilan-Banten, Al Hidayah Kebayoran Lama-Jakarta Selatan, Abdus Salam di Lenteng Agung-Jakarta Selatan, Arif Rahman Hakim di Padang, Aarav di Wanasigra-Tasikmalaya, Muhammad Sadiq di Medan, Bening di Manislor-Kuningan, dan WR Supratman di Bandung.
“Perpustakaan ini sangat penting karena akan memberikan pencerahan dalam berbagai ilmu dan pengetahuan yang bisa diakses oleh masyarakat melalui perpustakaan ini,” kata Amir Nasional JAI.
Ia juga menekankan bahwa perpustakaan ini akan memberikan informasi yang luas tentang jemaah Muslim Ahmadiyah kepada seluruh manusia di dunia.
Selain itu, Perpustakaan Basis Web SLiMS ini juga akan membuka akses bagi para peneliti, mahasiswa, dan siapa saja yang ingin melakukan studi mendalam tentang Muslim Ahmadiyah dan Islam.
“Dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang terus berlanjut, banyak peneliti dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang tertarik dengan topik penelitian mengenai Ahmadiyah,” ungkap Amir Nasional.
Dengan harapan berdirinya perpustakaan website dan perpustakaan konvensional ini, setidaknya 70% penduduk Indonesia dapat mengenal jemaat Ahmadiyah adalah islam.
“Perpustakaan adalah amanah langsung dari Huzur. Perpustakaan harus dibuka di setiap tempat yang sering dikunjungi oleh banyak orang, agar masyarakat luas mengetahui berbagai literatur yang dimiliki Ahmadiyah, terutama dalam penyebaran Islam di seluruh dunia,” kata Arifin M Suriahaminata, Naib Amir bidang Pengawasan Pelaksanaan Program (P3).