Tasikmalaya– MKAI dan LI Tasikmalaya ikut memupuk toleransi beragama di kalangan anak muda melalui forum diskusi.
Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya mengutus anak-anak mudanya guna hadir dalam forum pertemuan lintas iman se-Tasikmalaya.
Bertempat di Rumah Makan Imah Mang Asep, kegiatan dikemas dalam bentuk forum group discussion (FGD).
Tema yang diusung kali ini adalah ‘Membangun Harmoni dalam Penguatan Konsolidasi Jaringan Lokal Perspektif Interfaith dan Perempuan’.
Hadir dari Ahmadiyah mewakili kaum mudanya, pengurus MKAI Tasikmalaya, Fathurahman, Lajnah Imaillah Tasikmalaya, Nusrat Amatul Majid.
Kedanya didampingi Humas DPD JAI Tasikmalaya, Budi Badrussalam, dan Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Kawalu, Mln. Ataul Mujib.
Pertemuan kali ini cukup menarik karena setiap komunitas diberi kesempatan untuk berbicara mengenai pengalamannya menghadapi tindak intoleransi dan diskriminasi.
Ketua Kompas Iman Tasikmalaya, Rifki Asiddiqi, mengatakan saat ini semangat toleransi terus digaungkan di kota dan kabupaten Tasikmalaya.
“Saat ini khususnya di Tasikmalaya, toleransi beragama udah mulai digaungkan,” ujarnya.
“Berbeda dengan pada saat tahun 2020 ke belakang. Karena pada masa-masa itu masih banyak sekali tindakan-tindakan diskriminasi atau intoleran yang dilakukan oleh ormas radikal dan dialami oleh komunitas-komunitas agama seperti yang di rasakan oleh Ahmadiyah, Idrisiyah, penganut kepercayaan”.
Pernyataan ini mendapat respon positif dari komunitas dan organisasi yang hadir.
Pasalnya saat ini masing-masing komunitas sudah bisa melaksanakan aktifitas internal keagamaannya dengan tenang.
Humas JAI Daerah Tasikmalaya, Budi Badrussalam mengatakan jika situasi kondusif ini berkat hasil rabtah yang terus berjalan.
“Di Ahmadiyah sendiri saat ini sudah bisa melakukan kegiatan internal keagamaan,” terangnya.
“Mungkin hal ini juga adalah hasil pertemanan yang di jalin secara kontinyu dengan berbagai komunitas atau lembaga-lembaga seperti Kompas Iman ini,” sambung Budi.
Dirinya mewakili Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya merasa bersyukur dengan adanya rabtah tersebut.
“Sangat bersyukur karena dulu setiap ada penyerangan terhadap Ahmadiyah, banyak lembaga atau komunitas yang membantu untuk membuka jalan keadilan bagi warga Ahmadiyah.Hasilnya bisa dirasakan sekarang,” aku Budi.
Kemudian salah satu narasumber, Faisal mengatakan, “Sebetulnya tindakan persuasif muncul dari pemahaman atau tafsir yang salah. Dan biasanya orang hanya mendengar tapi tidak mengetahui yang sebetulnya”.
“Di sini banyak anak muda yang hadir mewakili komunitasnya. Semoga bisa menjadi awal, penggerak untuk memoderasi beragama”, imbuh Faisal.
Sebelum mengakhiri acara, teman-teman yang hadir di forum ini mengagendakan untuk terus melaksanakan kegiatan-kegiatan ini secara kontinyu agar terus memupuk rasa toleransi dimulai dari anak muda.
Dari pertemuan ini beberapa agenda telah tersusun dan bakal dilaksanakan setelah Idul Fitri.
Kontrbutor: Nusrat Amatul Majid
Editor: Talhah Lukman Ahmad