Afdil selaku Juru Kampanye Laut Greenpeace Indonesia menilai bahwa keadlian lingkungan perlu diikuti dengan keadilan sosial atau kemanusiaan.
“Keadlian lingkungan itu juga perlu diikuti dengan keadilan kemanusiaan, kita tidak bisa hanya bicara soal bagaimana mensejahterakan masyarakat atau mensejahterakan lingkungan saja.. kita tidak bisa bicara soal lingkungan terus menerus, bagaimana melestarikannya dsbnya tapi mengabaikan kemanusiaan” ujar Afdil saat diwawancara pada acara Kemah Kemanusiaan, (11/12)
Menurutnya, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alam karena keduanya menjalin interaksi timbal balik atas dasar pemenuhan kebutuhan.
“Ini adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena sejatinya manusia itu bagian dari alam dan ketika manusianya baik, maka alamnya juga baik dan begitu juga sebaliknya, ketika alamnya baik sustain manusia otomatis juga akan mendapatkan manfaat dari hal tersebut” ujarnya
Afdil menyampaikan bahwa kondisi bumi semakin mengkhawatirkan, bumi telah mengalami banyak persoalan dan ancaman.
“bumi kita mengalami banyak persoalan dan ancaman, bumi kita sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja jika kondisi ini kita biarkan saja akan menghadapi kesulitan yang besar”
Sebagaimana dilaporkan oleh Badan Meteorologi Dunia atau WMO tentang statistik bencana selama 50 tahun terakhir menunjukan bahwa lebih dari 11.000 bencana terkait dengan cuaca, iklim dan bahaya terkait air antara tahun 1970 dan 2019 hampir sama dengan satu bencana per hari,
Terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, hal ini tidak lepas dari adanya konsentrasi dari efek rumah kaca (green house effect) yang signifikan dan emisi gas-gas karbon, seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), chloro fluoro carbon (CFC), selain itu penggunaan energi fosil untuk industri dan kendaraan, penebangan hutan secara besar-besaran dan pengelolaan sumber daya alam yang salah menjadi salah satu penyebab perubahan iklim.
Maka dalam hal tersebut, ia mengajak anak-anak muda untuk menebarkan semangat kepeduliaan untuk merawat, mengambil inisiatif dan beraksi untuk melestarikan alam lingkungan dan kemanusiaan.
“Untuk temen-temen generasi muda yang hadir menjadi bagian dari kemah kemanusiaan dan HF dan Komunitas Pinus semangat ini harus dirawat dan disebarluaskan harus lebih banyak teman-teman generasi muda ikut memikirkan, mengambil inisiatif dan beraksi untuk melestarikan alam lingkungan dan kemanusiaan” ungkapnya
Diketahui sebelumnya, dalam memperingati Hari Gunung Internasional, Humanity Fist Indonesia berkolaborasi dengan Komunitas PINUS (Pendaki Nusantara) menggelar Kemah Kemanusiaan dengan tema ”Melestarikan Alam, Menjaga Kemanusiaan” yang bertempat di Pasar Reungit, Kaki Gunung Salak, pada 11 dan 12 Desember 2022 silam. Program dalam kegiatan tersebut diantaranya camp, edukasi alam dan lingkungan, tracking, sharing dan penanaman pohon, dihadiri oleh sekitar 30 orang.