Pemimpin Dunia Jamaah Muslim Ahmadiyah, Khalifah Kelima (Khalifah), Yang Mulia, Hazrat Mirza Masroor Ahmad menyampaikan pidato penutup Ijtema Nasional (Pertemuan Tahunan) Jemaat Ahmadiyah. Asosiasi Wanita Muslim Inggris (Lajna Imaillah) di Old Park Farm, Kingsley, Inggris Raya 17/09/2022.
Ijtima dihadiri oleh 6.800 wanita dan anak perempuan. Dalam pidatonya, Huzur berbicara tentang tanggung jawab yang dipikul Lajna Imaillah sebagai organisasi tambahan dan bahaya mengikuti tren masyarakat.
“Khalifah kedua Jemaat Muslim Ahmadiyah memberi nama ‘Lajna Imaillah’: ‘Komunitas hamba-hamba Allah SWT”. Hal itu secara alami membawa tanggung jawab yang berat kepada para anggotanya. Huzur menekankan dalam pidatonya.
Konteks tanggung jawab yang dimiliki anggota Lajna Imaillah
Beliau mengutip QS. Al Hujurat (49) ayat 15 dari Al-Qur’an yang berbicara tentang penghuni gurun Arabia pada masa Nabi Suci Muhammad (damai dan berkah besertanya) dan menyatakan: Katakanlah, ‘Kamu belum beriman’, tetapi katakanlah, ‘Kami telah menerima Islam.'”
Menjelaskan ayat ini dalam konteks tanggung jawab yang dimiliki anggota Lajna Imaillah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad berkata:
“Di sini Allah SWT memerintahkan bahwa sementara orang-orang pedesaan itu harus mengatakan bahwa mereka telah ‘menerima Islam’ dan menjadi Muslim, mereka tidak boleh mengklaim telah ‘percaya’ atau telah memperoleh iman yang benar. Ini karena standar iman yang dituntut dari seorang mukmin yang tulus jauh melebihi penerimaan Islam belaka. Siapapun yang melafalkan Kalimah (Syahadat) [pernyataan iman Islam] dapat dikatakan bahwa mereka adalah seorang Muslim, tetapi tidak semua orang dapat mengatakan bahwa mereka adalah seorang yang beriman atau telah memperoleh iman yang benar.”
Hazrat Mirza Masroor Ahmad lebih lanjut menyatakan:
“Menyatakan bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa dan Mahakuasa, Nabi Suci (damai dan berkah besertanya) adalah Rasul-Nya, dan Islam adalah agama yang sempurna, hanya mewakili tingkat kepercayaan yang paling dasar. Iman mutlak membutuhkan tingkat keyakinan dan pemahaman yang jauh lebih tinggi dan seseorang tidak dapat mencapai tingkat itu, sampai dan kecuali mereka bertindak berdasarkan semua perintah Allah SWT. Jadi, hal pertama yang harus diingat oleh setiap Ahmadi adalah bahwa mereka harus berjuang untuk menjadi lengkap dalam iman dan keyakinan mereka. “
Makna dasar keita’atan kepada Allah Swt
Berbicara tentang beberapa tanggung jawab khusus yang dimiliki anggota Lajna, Huzur berbicara tentang makna mendasar dari penyembahan kepada Allah SWT.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad berkata:
“Anda semua harus menyadari bahwa keta’atan kepada Allah adalah dasar dari keyakinan dan iman yang benar. Shalat adalah landasan reformasi individu, sementara, pada saat yang sama, itu berfungsi untuk menyatukan dan memperkuat ikatan kolektif di antara umat Islam.”
Sumber : https://www.pressahmadiyya.com/press-releases/2022/09/head-of-ahmadiyya-muslim-community-warns-against-sexualisation-of-children-in-schools-media/