Tunisia – Duka cita atas kewafatan Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) tidak hanya dirasakan oleh anggota Ahmadiyah.
Kesedihan itu juga dirasakan oleh sahabat Ahmadiyah seperti Zuhairi Misrawi atau Gus Mis.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia itu mengungkapkan duka citanya saat mendengar kabar mengenai kepergian Amir Nasional JAI.
“Saya dapat kabar langsung dari sahabat Kandali Achmad Lubis perihal wafatnya sosok orang nomor satu di JAI tersebut. Sungguh, saya sangat berduka sembari berdoa semoga almarhum dilapangkan alam kuburnya, dan ditempatkan di surga bersama orang-orang shaleh dan para kekasih Tuhan,” kata Gus Mis dalam postingan di Facebooknya, Minggu (9/10)
Cendekiawan muda Nahdlatul Ulama tersebut bercerita tentang awal mula kedekatannya dengan Maulana Abdul Basit ialah saat diminta Gus Dur untuk mendampingi Ahmadiyah pada 2005 silam. Ia sangat terkesima dengan sosok Amir Nasional yang saat itu menjelaskan dimensi Islam yang paripurna.
“Dari sosok Pak Amir, saya belajar kecintaan pada Rasulullah SAW dan keluarganya, para ulama, serta ketulusan dalam mengamalkan ajaran-ajaran mulia itu. Meskipun kita semua tahu, Ahmadiyah dicaci, dihina, dan diperlakukan secara diskriminatif, tapi Pak Amir selalu mengajarkan agar kita semua senantiasa tulus dalam mengabdi pada agama, bangsa, dan kemanusiaan,” lanjutnya.
Gus Mis juga mengaku pernah mengajak almarhum berziarah ke makam Kiai Kholil Bangkalan dan para tokoh Nahdlatul Ulama lainnya.
“Kami juga punya tradisi ziarah kubur, sama dengan NU,” ujar Maulana Abdul Basit sebagaimana ditulis oleh Zuhairi Misrawi.
Cendekiawan asal Sumenep itu mengenang, Maulana Abdul Basit sebagai sosok yang alim, sederhana dan tulus. Selain itu, sebelum berangkat ke Tunusia sebagai Duta Besar, ia menyempatkan bertemu almarhum dan meminta nasihatnya.
“Saya menjadi saksi, Pak Amir adalah kekasih Tuhan. Sosok yang alim, sederhana, dan tulus. Saat ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Duta Besar RI untuk Tunisia, saya kerap sowan ke Pak Amir meminta nasehat dan mohon doa agar bisa melaksanakan tugas negara dengan baik. Saya memandang sosok Pak Amir seperti para kiai NU yang tulus, sederhana, dan alim,” tambahnya.
Di akhir tulisannya, Zuhairi Misrawi kembali mendoakan Maulana Abdul Basit dan menyebutkan bahwa sosok almarhum akan menjadi teladan dalam hidupnya.
“Dari Tunisia saya kirimkan doa, semoga Pak Amir dilapangkan alam kuburnya dan ditempatkan di surga. Sosok almarhum Pak Amir akan menjadi teladan dalam hidup saya. Yaitu, tulus mengabdi tiada henti hingga akhir hayat. Lakal Fatihah, Pak Amir,” pungkasnya.