Bogor – “KIta harus tumbuhkan dan kembangkan lagi lkatan ahli hukum Ahmadi Indonesia. Harus ada sel-sel yang terlatih untuk melakukan upaya-upaya awal ketika suatu peristiwa itu terjadi.” Pernyataan tersebut disampaikan Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Maulana H. Abdul Basit saat berbicara di depan para peserta Lawyer Training and Development Conference di Kemang Bogor pada Minggu (19/6/2022).
Amir JAI berharap agar kegiatan itu dapat menjadi penggerak untuk membentuk sel-sel bantuan hukum di berbagai daerah. Selain itu Maulana H. Abdul Basit pun menyebut soal adanya kebutuhan yang mendesak untuk bisa membentuk dan memperkuat tim reaksi cepat guna menangani berbagai macam tantangan maupun masalah yang muncul di daerah.
“Kita membutuhkan orang yang mau bekerja,” tegas Maulana Basit.
Dalam waktu bersamaan, Ketua AMLA Indonesia, Fitria Sumarni mengungkapkan acara konferensi tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari agenda dan program AMLA internasional. Sementara itu, pada saat menyampaikan materi dalam sesi kuliah umum, Maulana Zafrullah Pontoh menceritakan tentang kisah seorang pengacara Ahmadi ternama dan pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang memiliki sedikit kesamaan nama dengannya, yakni Sir Chaudhry Zafrullah Khan.
Menurutnya Sir Chaudhry Zafrullah adalah seorang pakar hukum yang religius dan sangat mencintai Islam. Maulana Pontoh menyatakan bila hal tersebut dapat terlihat dari sejumlah buku karya-karya Sir Chaudhry Zafrullah Khan. Selain itu dapat juga dilihat dari pribadi Sir Zafrullah yang tawadhu dan sangat menghormati ibunya.
“Ketaatan ibundanyalah yang terpatri dalam karakter Sir Chaudhry Zafrullah Khan,” ujar Maulana Pontoh.
“Kita pun harus menghormati perjalanan sejarah, terutama sejarah JAI Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Maulana Pontoh mengutip pernyataan dari Sir Chaudhry Zafrullah Khan yang mengatakan: “Hukum yang sangat baik itu adalah hukum yang didasarkan kepada firman Allah Ta’ala.”
Seorang mahasiswi semester 2 Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang menjadi salah satu peserta konferensi AMLA Indonesia, Allya Assyifa Maharanny menyatakan jika acara konferensi tersebut sangat banyak manfaatnya. Ia mengungkapkan bisa mendapatkan banyak tips yang berhubungan dengan dunia kerja.
Selain itu Allya juga bisa merasakan suasana persidangan dalam simulasi moot court dan mendapatkan perspektif baru tentang dunia hukum Islam yang dipaparkan Maulana Saifullah Mubarak Ahmad dalam sesi kuliah umum. Ia pun berharap agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan minimal setiap satu tahun sekali mengingat pentingnya manfaat yang bisa didapat dari kegiatan tersebut.
“Kita para mahasiswa bisa merasakan bagaimana simulasi sidang dalam sesi moot court,” tutur Allya.
“Kisah Sir Chaudhry Zafrullah Khan dapat menjadi inspirasi buat para mahasiswa hukum Ahmadi,” tutupnya.