Pemimpin Dunia Jamaah Muslim Ahmadiyah, Khalifah kelima, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba meminta negara-negara yang memiliki kekuatan agar mengambil pelajaran dari perang dunia yang terjadi sebelumnya. Hal tersebut disampaikan melalui siaran pers sebagai tanggapan resmi Khalifah terhadap perang yang sedang terjadi di Ukraina, Kamis (24/2/2022).
“Selama bertahun-tahun, saya telah memberi peringatan pada kekuatan besar dunia (negara super power) bahwa mereka harus mengambil pelajaran yang sudah-sudah dari sejarah, terutama kaitannya dengan dua perang dunia yang menghancurkan dan mengerikan yang terjadi di abad ke-20,” kata Khalifah,
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba melanjutkan:
“Sehubungan dengan itu, di masa lalu, saya telah menulis surat kepada para pemimpin berbagai negara dengan mendesak mereka untuk mengesampingkan kepentingan nasional dan pribadi mereka, demi memprioritaskan perdamaian dan keamanan dunia dengan menerapkan keadilan sejati di semua lapisan masyarakat,” kata Khalifah.
Khalifah Muslim Ahmadiyah menyesalkan peristiwa perang di Ukraina telah dimulai. Beliau berharap agar negara-negara yang terlibat dapat meredakan konflik yang ada dan menempuh jalur diplomasi.
“Masih ada waktu bagi dunia untuk mundur dari ambang bencana ini, dan demi kemanusiaan, saya mendesak Rusia, NATO, dan semua kekuatan besar (negara-negara kuat) untuk memusatkan perhatiannya dalam semua upaya untuk meredakan konflik dan bekerja terhadap solusi perdamaian melalui diplomasi,” kata Khalifah.
Selain itu negara-negara tersebut juga meminta kepada para pemimpin negara untuk memprioritaskan perdamaian dunia dan mengesampingkan kepentingannya demi kesejahteraan seluruh umat manusia.
“Jadi, ini merupakan permohonan khas saya agar para pemimpin dunia bersikap dengan penuh perhatian dan kebijaksanaan serta berjuang untuk kemajuan umat manusia,” kata Khalifah.
Selanjutntya Pemimpin tertinggi Jamaah Muslim Ahmadiyah berdoa agar para pemimpin negara-negara besar dunia tidak mengambil langkah yang dapat menghancurkan masa depan generasi berikutnya dan mewarisi perdamaian kepada mereka.
“Maka, dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya berdoa agar para pemimpin negara-negara besar dan pemerintahnya tidak mengambil langkah-langkah yang akan menghancurkan masa depan anak-anak kita dan generasi berikutnya. Sebaliknya, setiap upaya dan motivasi dari negara-negara tersebut seharusnya bisa menjadi jaminan bahwa kita mewariskan sebuah dunia yang damai dan tentram kepada orang-orang yang mengikutinya,” tegasnya.