MANOKWARI – Jamaah Muslim Ahmadiyah Indonesia (JAI) Cabang Manokwari yang diwakili oleh Maulana Rakeeman R.A.M. Jumaan, Mubalig Daerah Papua Barat, menghadiri undangan Doa Syukur dan Penyalaan 1000 Lilin untuk mengenang tewasnya Pendeta Yeremias Zanambani. Acara tersebut dilaksanakan pukul mulai pukul 18:00 WIT, Kamis (1/9).
Maulana Rakeeman bersama La Ode Mutiali, salah seorang pengurus JAI Manokwari berangat ke lokasi acara di daerah Sanggeng. Perlu sekitar 20 menit untuk tiba di Kantor Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Doberay.
Mubalig Daerah Papua Barat langsung masuk ke halaman rumah dan menuju lokasi acara. Ketua DAP mempersilakan duduk di bangku paling depan bersama undangan lainnya.
“Selamat datang Doktor Rakeeman, Mubalig dan pimpinan Jemaat Ahmadiyah Indonesia Papua Barat,” sambut Mananwir Paul Finsen Mayor dari tempat duduknya.
Selanjutnya acara dimulai dengan ibadah syukur yang dipimpin oleh Pendeta Hutler Dimara, yang juga penulis sejarah gereja di Pegunungan Arfak. Dalam indah tersebut dikutip Nats Kitab Yehezkiel Pasal 34 ayat 12-16. Isinya mengenai gembala domba dan tugas-tugasnya.
“Kita sebagai gereja harusnya malu. Seharusnya yang menyelenggarakan acara semacam ini adalah gereja, bukannya Dewan Adat Papua,” ucap Pendeta Hutler.
Kemudian dilanjutkan dengan penyalaan 1000 Lilin. Beberapa tamu undangan diminta menyalakan lilin, termasuk Mubalig Daerah Papua Barat.
Ketua DAP Mananwir Paul Finsen Mayor, S.I.P. meminta Maulana Rakeeman untum memberikan sambutan. Mubalig Ahmadiyah tersebut menuju mimbar dan menyampaikan ucapan belasungkawa dan apresiasi atas acara malam itu serta doa untuk Pendeta Yeremias Zanambani. Mubalig yang sebelumnya bertugas di Ambon tersebut juga memberikan ucapan terimakasih atas jasa almarhum yang telah menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Moni, bahasa suku setempat.
“Kami turut berbela sungkawa atas tewasnya Pendeta Yeremias Zanambani yang ditembak dari jarak dekat dan ditusuk dengan pisau. Semoga almarhum -sesuai arti namanya Yirnayahu- ditempatkan di tempat yang tinggi dan mulia,” ungkap Maulana Rakeeman.
Beliau juga menjelaskan beberapa poin lain terkait tewasnya Pendeta Yeremias Zanambani di Hitadipa, Distrik Intan Jaya, Papua pada 19 September 2020 lalu.
Setelah seluruh rangkaian acara selesai, tuan rumah mempersilahkan seluruh undangan untuk pulang. Semoga dengan kegiatan seperti ini dapat meningkatkan hubungan antar umat beragama.
Editor: Nu’man Ahmad