Kotamobagu (11/12/2019) – Rabu pagi yang sejuk. Nampak orang-orang berbondong-bondong memasuki mesjid besar di Kelurahan Matali.
Masjid DC Manoppo berdiri kokoh dengan ornamen khas Timur Tengah didominasi warna hijau menyala. Masjid ini sering menjadi lokasi kegiatan keagamaan masyarakat umum di Kotamobagu.
Terdengar derap langkah seorang perempuan Ahmadi berusia 20 tahunan memasuki masjid. Ia duduk berbaur bersama ibu-ibu lainnya. Melihat suasananya, sepertinya akan ada semacam tes atau ujian.
Soraya Ma’ruf, Lajnah cabang Kotamobagu, sudah tiga hari mengikuti acara di mesjid ini. Dan hari ini merupakan hari terakhir berlangsungnya acara. Ternyata kegiatan ini merupakan kegiatan pemerintah Kota Kotamobagu, yaitu Pelaksanaan Pelatihan Imam, Pegawai Syar’i, dan Guru Mengaji. Ada tes wawancara dan tes tertulis bagi para peserta dari berbagai mesjid di Kotamobagu.
Soraya mewakili Guru Mengaji Mesjid Mubarak Kelurahan Motoboi Besar. Mesjid Mubarak sudah sangat dikenal sebagai Mesjid milik Jamaah Muslim Ahmadiyah, organisasi Islam minoritas yang sering mendapatkan diskriminasi dan persekusi. Menariknya, Guru Mengaji Mesjid Mubarak diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Ada berbagai macam tes yang dilakukan baik tes tertulis maupun hafalan surah-surah dalam Al-Qur’an. Membuktikan bahwa para anggota Ahmadi memang membaca Al-Qur’an.
Sudah lebih dari 1 tahun TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) Mesjid Mubarak, yang terdiri dari anggota Muslim Ahmadiyah diakui sebagai bagian dari TPA yang ada di Kotamobagu. Setiap ada acara-acara keagamaan dan perlombaan, murid-murid TPA Mesjid Mubarak diikut sertakan. Membiasakan diri sejak dini untuk membaca dan mencintai Al-Qur’an ialah program yang terus menerus digalakan oleh Jamaah Muslim Ahmadiyah. Semoga dengan diikutsertakannya Ahmadiyah dalam kegiatan-kegiatan Pemerintah menjadi jalan keluar untuk mematahkan fitnah-fitnah yang terus berkembang di masyarakat. Aamiin
Kontributor : Ny. Mumtazah Akhtar