Dalam kesemapatan sama ArifSusanto, salah satu standing committee mengajak para peserta bersama-sama menemukan jalan terbaik untuk mengahadapi masalah intoleransi yang mengancam kebhinekaan Indonesia.
BANDUNG – Pancasila tidak hanya sebuah filsafat tapi juga pandangan hidup bagi bangsa Indonesia. Kutipan pidato Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno tersebut diucapkan Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan-Indonesia (PSIK-Indonesia), Yudi Latif dihadapan 25 peserta Sekolah Harmoni Indonesia di Padepokan Tumaritis Parongpong, Lembang. Kegiatan ini merupakan gelaran dari Friedrich PSIK-Indonesia serta Unit Kemahasiswaan Studi Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/bandung/feed/” number=”3″]
Yudi melanjutkan bahwa Pancasila sebagai sebuah filosofi adalah bentuk perilaku kehidupan warga Indonesia. Selain Yudi, hadir beberapa tokoh sebagai narasumber seperti Rusli Tan dari WALUBI, Aang Kurniawan (INISIATIF Bandung), Ai Nurhidayat yang merupakan Pendiri Sekolah Multikulturalisme, dan Ahmad Fauzi (wartawan Republika). Para narasumber tersebut mengupas mengenai konflik, resolusi konflik, dan perdamaian.
Dalam kesemapatan sama ArifSusanto, salah satu standing committee mengajak para peserta bersama-sama menemukan jalan terbaik untuk mengahadapi masalah intoleransi yang mengancam kebhinekaan Indonesia.
Dalam kegiatan yang berlangsung dari Selasa (4/4) hingga Kamis (6/4) ini mayoritas diikuti anak muda dari berbagai organisasi agama dan kemahasiswaan seperti Unit Kemahasiswaan Studi Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia, WALUBI, GKI Klasis Bandung, Orang Muda Katholik Bandung, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UIN Syarif Hidayatullah Bandung, serta Jamaah Ahmadiyah Indonesia.
Kontributor : Sida Siddika Tahira
Editor : Talhah Lukman Ahmad